kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah berpotensi menguat lagi, namun pasar tetap fokus ke kebijakan The Fed


Minggu, 02 Desember 2018 / 12:27 WIB
Rupiah berpotensi menguat lagi, namun pasar tetap fokus ke kebijakan The Fed
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meredanya berbagai sentimen negatif dari global beberapa waktu lalu, memberikan tenaga kepada mata uang emerging market khususnya rupiah. Di  pasar spot, rupiah menguat 0,56% ke level Rp 14.302 per dollar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (30/11). Sedangkan di  Jakarta Interspot Dollar Rate (JISDOR), rupiah juga menguat 0,48% ke level Rp 14.339 per dollar AS.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pasar masih berfokus pada pernyataan The Fed yang kemungkinan besar akan menaikkan suku bunganya hanya sekali di tahun depan akibat ekonomi global yang melambat. “Kemudian The Fed juga tidak membahas kenaikan suku bunga di 2020. Artinya bahwa pelaku pasar sudah lega dengan pernyataan The Fed, bisa saja ada pengaruh dari kritikan Presiden AS Donald Trump,” jelas Ibrahim.

Di sisi lain intervensi  Bank Indonesia (BI) berdampak baik bagi rupiah. Paket Kebijakan Ekonomi ke-XVI dari pemerintah juga cukup mengena dan mengembalikan kepercayaan pasar kembali terhadap perekonomian Indonesia.

“Menteri perekonomian juga mengatakan bila kondisi perekonomian global membaik maka rupiah bisa mencapai level Rp 14.100 per dollar AS. Mungkin pernyataan beliau ini membuat rupiah kembali ke level yang diinginkan,” lanjut Ibrahim.

Dengan harga minyak mentah dunia yang turun, ini mengindikasikan neraca perdagangan yang sebelumnya defisit dapat teratasi. Selain itu, AS dan Tiongkok sepakat  menghentikan pengenaan tarif perdagangan tambahan akan  membuka pintu perdagangan antar negara. Meskipun begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa posisi Indonesia akan tetap hati-hati terhadap kondisi ini.

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana memperkirakan nilai rupiah awal pekan besok akan menguat. “Hal ini didorong pernyataan Jerome Powell yang  akan menahan kebijakan moneter ketat di tahun mendatang,” kata Fikri. Di samping itu, menurutnya pengaruh transaksi hedging domestic non deliverable forward (DNDF) juga sudah mulai mendorong likuiditas dollar AS di dalam negeri.

Namun Fikri mengatakan, bahwa di akhir pekan nanti, rupiah kemungkinan akan  terdepresiasi karena efek rencana kenaikan suku bunga The Fed. Fikri memproyeksikan pada perdagangan Senin (3/12), rupiah dapat kembali menguat ke level  Rp 14.200-Rp 14.300 per dollar AS.

Sedangkan, Ibrahim memperkirakan, rupiah dapat terkoreksi di pembukaan pekan ini di level Rp 14.302-Rp 14.380 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×