Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Euforia pemilu sela Amerika Serikat (AS) yang mulai mereda menyebabkan mata uang Asia, termasuk rupiah terkoreksi pada akhir pekan. Mengutip Bloomberg di pasar spot rupiah melemah 0,96% ke level Rp 14.678 per dollar AS pada Jumat lalu. Berbeda dengan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mata uang Garuda justru masih menguat 0,77% ke Rp 14.651 per dollar AS.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penggerak rupiah selanjutnya dipengaruhi dari spekulasi kenaikan suku bunga The Fed di akhir tahun. Seperti isu yang sudah beredar sejak beberapa bulan yang lalu, bank sentral AS ini kemungkinan akan tetap menaikan suku bunga lebih lanjut sebesar 25 basis poin.
Di sisi lain, telah ada peringatan dari Moody's Investors Service mengenai ancaman resesi pada Turki dan Argentina Moddist terjadi resesi di Turki dan Argentina yang berdampak pada pergerakan mata uang emerging market.
Dari dalam negeri, defisit transaksi berjalan pada kuartal III-2018 yang tercatat sebesar US$ 8,8 miliar turut memberi potensi pelemahan rupiah pada pembukaan perdagangan Senin (12/11).
Namun Ibrahim tidak memungkiri pada sesi II perdagangan rupiah dapat kembali menguat, terdorong oleh pemerintah yang akan kembali fokus terhadap pajak khususnya masalah pengampunan pajak. “Masih banyak orang kaya di Indonesia yang belum melaporkan hartanya, mayoritas hanya berada di Jakarta. Kementrian Keuangan harus membuat tim untuk bisa masuk ke kecamatan, kelurahan hingga RW yang lebih tahu kondisi keuangan masyarakat lebih dekat,” kata dia.
Ibrahim menilai, bila pemerintah fokus pada pengampunan pajak di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Papua, cadangan devisanya dapat lebih besar. Selain itu banyak orang kaya di Indonesia yang belum memiliki punya pajak pribadi, sehingga bila terurus dengan baik dapat kembali menguatkan rupiah.
Pasar dinilai tetap percaya terhadap perekonomian Indonesia, mengingat BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan intervensi terhadap pasar dan spekulan. Ditambah lagi, transaksi Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) yang sudah berjalan juga memberikan nilai positif.
Ibrahim memproyeksikan rupiah dapat melemah sementara di rentang Rp 14.600-Rp 14.720 per dollar AS pada perdagangan esok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News