Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ditutup melemah pada hari sebelumnya, nilai tukar rupiah diprediksi lanjutkan tren negatif pada hari ini (29/1). Sentimen yang akan menyeret penggerakan rupiah datang dari eksternal.
Kamis (28/1), rupiah di pasar spot melemah 0,20% ke level Rp 14.078 per dolar Amerika Serikat (AS). Serupa, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) juga terkoreksi 0,20% menjadi Rp 14.119 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, sentimen bagi aset berisiko seperti rupiah kembali negatif hingga penutupan perdagangan hari ini. Adapun beberapa sentimen negatif terakumulasi, seperti kekhawatiran rencana stimulus yang bakal digelontorkan Amerika Serikat (AS).
"Kekhawatiran kalau Joe Biden tidak akan (gelontorkan stimulus) secepat dan sebesar yang diharapkan. Ditambah lagi, kasus pandemi virus corona global masih menanjak dan turut menekan aset berisiko," kata dia kepada Kontan.co.id , kemarin.
Baca Juga: Loyo, rupiah ditutup melemah 0,20% ke Rp 14.078 per dolar AS pada hari ini (28/1)
Apalagi, stimulus AS sejauh ini sangat diharapkan untuk membantu pemulihan ekonomi, pengendalian pandemi, sekaligus untuk kelancaran ekonomi global.
Di sisi lain, Federal Reserve tampaknya masih mendukung kebijakan suku bunga rendah. Hanya saja, bank sentral AS itu juga mengkhawatirkan pemulihan ekonomi, yang sangat bergantung pada penurunan penularan virus corona dan kemajuan pelaksanaan vaksinasi.
"Dengan kondisi ini, ada kemungkinan pelemahan rupiah akan berlanjut, dengan potensi kisaran Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.150 per dolar AS," ujarnya.
Ariston menekankan jika indeks saham AS kembali mengalami melemah, maka aset berisiko kemungkinan akan mendapat tekanan pada perdagangan hari ini. Ini mengingat, pergerakan indeks saham AS juga menjadi referensi untuk pasar.
Serupa, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri juga memprediksi rupiah masih melemah di akhir pekan ini. Selain sentimen negatif dari eksternal, rupiah juga dibebani lonjakan kasus Covid-19, khususnya di dalam negeri.
"Koreksi (rupiah) yang terjadi juga seiring dengan pelemahan mata uang regional akibat kekhawatiran terhadap Covid-19 yang kembali meningkat," kata Reny.
Baca Juga: Seluruh mata uang di Asia melemah, won Korea Selatan anjlok paling dalam
Koreksi rupiah terjadi seiring dengan adanya capital flight atau peralihan dana investor ke aset lindung nilai atau safe haven, termasuk dolar AS.
Untuk itu, dia diperkirakan rupiah melemah dan bergerak di rentang Rp 14.043 per dolar AS hingga Rp 14.118 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Selanjutnya: BEI mengevaluasi indeks BUMN20 dan High Dividend 20, bagaimana prospeknya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News