Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpeluang melanjutkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) para perdagangan Kamis (5/6).
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong bilang, untuk perdagangan Kamis (5/6) rupiah cenderung menguat terbatas.
Menurutnya, investor masih cenderung berhati-hati dan mengantisipasi potensi penundaan penerapan tarif impor baja yang diberlakukan AS seperti hal yang sama pada sebelumnya.
Perkiraannya, rupiah akan berkonsolidasi oleh kehati-hatian investor, dari data ekonomi akan dirilis ISM service AS yang secara tradisi sangat kuat.
“Saya kira rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.250 - Rp 16.350 per dolar AS pada Kamis (5/6), kata Lukman.
Baca Juga: Kurs Rupiah Tertekan Efek Kebijakan Perdagangan AS yang Tak Tentu, Rabu (4/6)
Sedangkan Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat di kisaran Rp 16.250 - Rp 16.300 per dolar AS, pada Kamis (5/6).
Asal tahu saja, menurut data Bloomberg, para Rabu (4/6) rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,09% ke level Rp 16.295 per dolar AS. Sedangkan rupiah di Jisdor Bank Indonesia justru melemah 0,1% ke level Rp 16.305 per dolar AS.
Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan tipis ini didorong oleh kombinasi sentimen global maupun domestik. Kebijakan Presiden AS Donald Trump untuk menggandakan tarifnya pada komoditas baja dan aluminium, misalnya, yang mendorong pelemahan dolar AS.
Adapun Gedung Putih mengisyaratkan bahwa negosiasi telah terhenti dalam beberapa minggu terakhir. Ditambah dengan pernyataan Federal Reserve (The Fed) yang mengisyaratkan bahwa suku bunga akan tetap dan tidak akan berubah dalam waktu dekat ini.
Dari domestik, laporan terbarunya OECD Economic Outlook June 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan melambat dalam waktu dekat. Pertumbuhan PDB riil diperkirakan akan melambat menjadi 4,7% pada tahun 2025 sebelum sedikit meningkat menjadi 4,8% pada tahun 2026.
Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,09% ke Rp 16.295 per Dolar AS pada Rabu (4/6)
“Pelambatan ekonomi Indonesia berisiko tumbuh lebih rendah dari harapan pemerintah karena arus keluar modal yang terus-menerus didorong oleh ketidakpastian kebijakan global dan domestik,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Rabu (4/6).
Menurut Ibrahim, situasi ini dapat memberikan tekanan baru pada mata uang, yang berpotensi menyebabkan pelebaran defisit transaksi berjalan untuk sementara waktu dan memicu inflasi melalui biaya impor yang lebih tinggi.
Selanjutnya: iPhone 17 vs Google Pixel 10 Mana Lebih Unggul? Ini Perbandingan Fiturnya
Menarik Dibaca: iPhone 17 vs Google Pixel 10 Mana Lebih Unggul? Ini Perbandingan Fiturnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News