kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.300   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Hari Ini (4/6)


Rabu, 04 Juni 2025 / 07:46 WIB
Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Hari Ini (4/6)
ILUSTRASI. Para ekonom memproyeksi pergerakan rupiah hari ini (4/6) yang mendapat sokongan dari sejumlah sentimen global


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring kondisi global yang mulai tak kondusif. Tekanan terhadap rupiah diproyeksi masih tersisa hingga perdagangan hari ini (4/6).

Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,34% ke level Rp 16.308 per dolar AS pada Selasa (3/6).

Agak berbeda, data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia (JISDOR BI) menunjukkan rupiah justru menguat tipis 0,05% dari perdagangan sebelumnya ke level Rp 16.288 per dolar AS.

Ekonom Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang mengatakan, pada dasarnya rupiah memang cenderung melemah. Ini salah satunya didorong oleh sentimen negatif dari perang dagang antara AS dan China yang kembali memanas. 

Baca Juga: Dolar AS Menguat, Rupiah Bergerak Tipis pada Selasa (3/6)

“Juga masih adanya pembayaran dividen oleh korporasi yang mendorong adanya repatriasi dividen,” ujar Hosianna kepada Kontan, Selasa (3/6). 

Sejalan, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut depresiasi rupiah terjadi karena tekanan dari data global, utamanya data ekonomi China yang cenderung lebih lemah dari ekspektasi. 

Memang, indeks manufaktur global Caixin/S&P untuk China turun ke level kontraksi sebesar 48,3 bps per bulan Mei, dari bulan sebelumnya sebesar 50,4 bps. Level terbaru ini menjadi rekor terendahnya sejak September 2022, alias dalam empat tahun terakhir. 

“Data manufaktur China tersebut memberikan sinyal kontraksi di China, yang pada gilirannya mendorong kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia,” jelas Josua kepada Kontan, Selasa (4/6). 

Namun, Josua memprediksi rupiah cenderung menguat pada hari ini, sejalan dengan potensi penurunan data lowongan pekerjaan di AS yang bakal melemahkan dolar AS dan otomatis mendorong penguatan rupiah.

Dia memproyeksi, rupiah akan bergerak pada rentang Rp 16.225 – Rp 16.325 per dolar AS.

Sementara itu, Hosianna memperkirakan, rupiah masih berpotensi tertekan dalam rentang Rp 16.250 – Rp 16.315 per dolar AS pada hari ini.

Selanjutnya: SEOJK Asuransi Kesehatan Terbit, Peserta Wajib Tanggung 10% Klaim Biaya Berobat

Menarik Dibaca: IHSG Berpeluang Rebound, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini dari BNI Sekuritas (4/6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×