Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah di pasar spot kembali melemah terhadap dollar AS dipicu berbagai sentimen negatif dari luar negeri. Mata uang Garuda bahkan melemah 1,22% ke level Rp 14.102 per dollar AS pada Kamis (21/6) sore.
Meski demikian, nilai tukar rupiah masih berpotensi rebound di awal semester kedua nanti.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih optimistis, rupiah berpeluang bangkit di awal semester kedua 2018. Pasalnya, permintaan terhadap dollar AS tidak lagi besar seperti di periode Mei-Juni. Di kala itu, permintaan dollar AS meningkat untuk memenuhi kebutuhan pembayaran utang luar negeri dan pembayaran dividen.
Selain itu, efek kenaikan suku bunga acuan AS diperkirakan sudah mulai berkurang pada awal semester dua nanti. Ini mengingat The Fed kemungkinan baru akan menaikan lagi suku bunga acuan AS pada September dan Desember. “Ada ruang yang bisa dimanfaatkan oleh rupiah sebelum kenaikan Fed Fund Rate terjadi,” ujarnya,
Kendati begitu, ia mengakui, pernyataan-pernyataan Presiden AS Donald Trump juga akan mempengaruhi pergerakan rupiah dan mata uang emerging market lainnya.
Belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, Trump kerap melontarkan pernyataan yang condong kontroversial terutama ketika menghadapi isu geopolitik. Hal itu bisa menimbulkan ketidakpastian pasar yang membuat para investor menghindari mata uang yang berisiko.
Terlepas dari itu, Lana memperkirakan bahwa secara teoritis rupiah masih bisa bertengger di kisaran Rp 13.700-Rp 13.800 per dollar AS pada akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News