kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah diperkirakan berangsur stabil setelah tembus Rp 14.000


Kamis, 21 Juni 2018 / 17:12 WIB
Rupiah diperkirakan berangsur stabil setelah tembus Rp 14.000


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari pertama setelah libur Lebaran, mata uang Garuda keok, menembus level Rp 14.000 per dollar AS. Meski demikian, mata uang Garuda diproyeksikan bakal berangsur stabil.

Mengutip Bloomberg, Kamis (21/6) pukul 16.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah tajam 1,22% menjadi Rp 14.102 per dollar AS. Senada, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di Bank Indonesia juga mencatat pelemahan rupiah sebesar 1,35% menjadi Rp 14.090 per dollar AS.

Analis Monex Investindo Futures Putu Agus mengatakan, pelemahan rupiah masih disebabkan faktor eksternal. Diantaranya, kenaikan suku bunga The Fed dan kepastian The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali lagi di sisa tahun ini.

Meski hari ini melemah, Putu memproyeksikan rupiah akan berangsur bergerak stabil karena pertumbuhan ekonomi diproyeksikan menguat serta inflasi yang terjaga ketika masa Lebaran kemarin.

Dus, menurut Putu, dengan proyeksi rupiah bakal stabil, BI belum perlu untuk cepat-cepat menaikkan suku bunga kembali. "Setelah BI naikkan suku bunga dua kali, mungkin sekarang tunggu dulu sambil melihat pergerakan pasar seperti apa pascalibur," kata Putu, Kamis (21/6).

Setelah kenaikan suku bunga The Fed di Juni 2018, proyeksi kenaikan suku bunga akan kembali terjadi di September dan Desember 2018. Menurut Putu, BI perlu berhati-hati mengerek suku bunga. Jangan sampai terlalu cepat dan berdampak buruk ke perekonomian.

"Selama rupiah tidak melemah terlalu jauh di atas Rp 14.200 per dollar AS kemungkinan BI masih akan menahan suku bunga," ujarnya.

Ia optimistis rupiah berpotensi menguat karena The Fed kini sudah memberikan kepastian akan menaikkan suku bunga sebanyak dua kali lagi dan pelaku pasar sudah tidak berspekulasi, sehingga pergerkan valas bisa lebih stabil.

Bahkan, dengan data ekonomi Indonesia yang kuat dan ekonomi AS melambat akibat dampak perang dagang dengan China, maka ada peluang rupiah untuk menguat.

Putu memproyeksikan, Jumat (22/6), rupiah bergerak di rentang Rp 14.040-Rp 14.135 per dollar AS. Sedangkan, di akhir tahun, ia memproyeksikan rupiah berada di kisaran Rp 13.850 hingga Rp 13.920 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×