Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) menekan rupiah di awal perdagangan setelah libur panjang Lebaran. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Kamis (21/6) sore, nilai tukar rupiah tercatat melemah 1,22% menjadi Rp 14.102 per dollar AS.
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di Bank Indonesia juga mencatat, rupiah melemah 1,35% menjadi Rp 14.090 per dollar AS.
Josua Pardede Ekonom Bank Permata mengatakan, keputusan The Fed menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 1,75%-2% membuat dollar AS semakin perkasa terhadap rupiah.
The Fed berani menaikkan suku bunga karena perekonomian AS terus membaik dan indikator inflasi yakni core PCE dan PCE diproyeksikan lebih tinggi, yakni sekitar 2,0% dan 2,1% dari data sebelumnya 1,9%. Selain itu, tingkat pengangguran juga diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya.
Kenaikan suku bunga acuan AS juga diikuti oleh meningkatnya potensi risiko perang dagang antara AS dan Tiongkok. Situasi perang dagang kedua negara tersebut kembali memanas, karena AS baru-baru ini mengenakan tarif impor terhadap barang dari Tiongkok yang mencapai US$ 50 miliar, setelah negosiasi antara kedua negara belum mencapai kesepakatan.
"Kedua faktor di atas yang mendorong penguatan dollar AS dalam beberapa hari terakhir. Dollar index menguat 1,8% sejak The Fed menaikkan suku bunga pada Kamis lalu," kata Josua.
Josua memperkirakan, nilai tukar rupiah ke depan akan cenderung stabil mengingat BI sudah melakukan kebijakan pre-emptive, front loading dan ahead the curve dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada Mei lalu, yang diharapkan dapat mendukung stabilitas rupiah.
BI yang tetap berada di pasar dan melakukan intervensi di pasar obligasi dan valas juga bisa membuat rupiah bergerak stabil. Prediksi Josua, Jumat (22/6), kurs rupiah bergerak di rentang Rp 14.050 hingga Rp 14.150 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News