kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah berbalik arah menguat jelang rilis neraca pembayaran


Jumat, 08 Februari 2019 / 12:37 WIB
Rupiah berbalik arah menguat jelang rilis neraca pembayaran


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut tidak akan ada pertemuan dengan Perdana Menteri China Xin Jinping, membuat rupiah kembali terkoreksi pada pembukaan perdagangan pasar spot Jumat (8/2). Tapi, pada siang ini rupiah kembali menguat.

Mengutip Bloomberg, pukul 11.36 WIB, rupiah di pasar spot berada di Rp 13.969 per dollar AS, menguat 0,03% ketimbang Kamis lalu di Rp 13.973. Penguatan nilai tukar rupiah ini terjadi meski dollar AS menguat terhadap mata uang utama.

Analis Asia Trade Point Future, Deddy Yusuf Siregar, menjelaskan, pernyataan Trump untuk menolak bertemu dengan Jin Ping sebelum tenggat 1 Maret, membuyarkan optimisme pelaku pasar yang sudah terlanjur berkembang sebelumnya. “Oleh sebab itu, para pelaku pasar akhirnya kembali memburu safe haven. Mereka melepas mata uang emerging market, termasuk mata uang dari Indonesia,” ujar Deddy pada Kontan.co.id, Jumat (8/2).

Mengutip Bloomberg, Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer pada pekan lalu menyampaikan bahwa pihaknya belum menemui kesepakatan apapun dengan China. Karena pernyataan tersebut, ancaman pemberlakuan tarif impor terhadap barang-barang asal China sebesar US$ 200 miliar, dikhawatirkan terjadi.

“Selain eskalasi perundingan perang dagang tersebut, kondisi pasar Eropa juga mengalami kontraksi. Komisi Eropa memangkas angka pertumbuhannya menjadi 1,3% tahun ini, lebih rendah sebesar 1,9% dari tahun lalu,” jelas Deddy.

Walau demikian, Deddy melihat rupiah hari ini masih akan tertopang capital inflow yang mencapai Rp 448,1 triliun pada Januari 2019. “Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2018 senilai Rp 401,78 triliun,” tambah Deddy.

Dengan ketersediaan dollar AS yang masih tinggi, pelemahan rupiah tidak akan melewati level Rp 14.000 per dollar AS. “Masih ada rilis data current account dan retail yang patut ditunggu, jadi masih ada peluang rupiah bertahan,” ujar Deddy.

Deddy memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp 13.930 per dollar AS - Rp 14.000 per dollar AS pada perdagangan hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×