Reporter: Arvin Nugroho | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan rupiah masih berlanjut hingga penutupan pasar pekan ini. Berdasar pasar spot Jumat (13/3), hari ini rupiah melemah 1,76%. Dalam sepekan, rupiah spot melemah 3,76% ke Rp 14.778 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah spot menyentuh level terlemah sejak November 2018.
Kompak, kurs tengah Bank Indonesia juga mencatat pelemahan rupiah hingga 3,84%. Rupiah bahkan ditutup pada posisi Rp 14.815 per dollar AS. Dalam sehari ini saja, rupiah melemah 2,24% ke Rp 14.815 per dolar AS. Ini adalah posisi terlemah kurs Jisdor juga sejak November 2018.
Baca Juga: Seberapa efektif paket stimulus ekonomi? Begini penjelasan ekonom
Ekonom Pefindo Fikri C. Permana mengatakan, efek dari perkembangan virus corona menjadi sentimen utama yang membuat rupiah turun. Penularan virus corona yang terus berkembang di AS dan Eropa mendorong terjadinya panic selling di seluruh dunia.
Apalagi, juga adanya capital outflow investor global dari pasar-pasar negara berkembang, seperti Indonesia. “Akibatnya, terjadi net sell investor asing sehingga rupiah terdepresiasi cukup dalam,” kata Fikri.
Baca Juga: Tak berdaya, rupiah ditutup anjlok 1,73% ke Rp 14.778 per dolar AS
Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwy Assegaf menilai, turunnya rupiah secara drastis adalah imbas dari kepanikan pasar yang tinggi akibat virus corona. Sehingga pelaku pasar cenderung mengamankan aset-aset berisiko ke aset safe haven. Di samping itu, adanya perang harga minyak Arab Saudi dan Rusia juga turut membuat pasar bergejolak.
Fikri menilai downside risk masih akan terus berlanjut. Ini tak terlepas dari isu utama perkembangan virus corona. Jumlah pasien yang bertambah signifikan akan berakibat pada tergerusnya nilai di bursa utama. Sehingga potensi rupiah terdepresiasi masih akan terjadi.
Fikri memperkirakan, rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.550 per dolar AS–Rp 15.050 per dolar AS. Sementara, Alwy menghitung rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.585 per dolar AS–Rp 15.000 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News