Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) akhirnya mulai membangun Pabrik Semen Baturaja II di Sumatera Selatan. Perseroan sudah menunjuk Tianjin Cement Industry Design & Researce Institute Co. Ltd untuk menggarap pembangunan pabrik.
Namun, seiring nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dollar AS menyebabkan nilai investasi pabrik SMBR membengkak dari estimasi awal. Tahun lalu, estimasi nilai investasi pabrik ini Rp 2,9 triliun. Saat ini total biaya proyek pembangunan pabrik Baturaja II mencapai Rp 3,324 triliun. Artinya, biaya investasi SMBR meningkat 14,48%.
Jika menengok pergerakan pasangan USD/IDR di pasar spot sepanjang tahun 2014 rata-rata di Rp 11.881. Sementara rata-rata kurs tahun ini nongkrong di Rp 12.589 per dollar AS. Ini artinya rupiah melemah 5,95%.
Zulfikri Subli, Sekretaris Perusahaan SMBR, mengatakan, perseroan sudah mengamankan pendanaan pembangunan pabrik dari hasil initial public offering (IPO) dan dana kas internal Rp 2,57 triliun.
Untuk menutupi sisa dana Rp 750 miliar, SMBR mengkaji menerbitkan obligasi atau pinjaman perbankan. "Proyek ini akan dilaksanakan secara multiyears mulai tahun ini sampai kuartal I-2017," ujar Zulfikri, Rabu (4/2).
Pabrik baru ini berkapasitas 1,85 juta ton per tahun. Sehingga, pada tahun 2017, kapasitas total pabrik SMBR diharapkan menjadi 3,85 juta ton per tahun dari 2 juta ton di 2015.
Hingga September 2014, volume penjualan SMBR 853.089 ton, dengan harga jual rerata Rp 957.513 per ton. Sehingga, nilai penjualannya Rp 816,8 miliar. Penjualan itu naik 2,7% dibanding periode yang sama 2013. Sementara laba bersih SMBR kuartal III-2014 sebesar Rp 220,56 miliar, naik 8,9% year on year. Hingga akhir 2014, target volume penjualan semen SMBR 1,31 juta ton atau meningkat 4% dari 2013.
Harga jual rata-rata diperkirakan Rp 957.425 per ton, tumbuh 3% dari 2013. Sementara penjualan SMBR diperkirakan Rp 1,25 triliun, naik 8% dari tahun lalu. Dan target laba bersih Rp 330 miliar, naik 6%. Harga SMBR stagnan di Rp 370 per saham, pada perdagangan Rabu (4/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News