Reporter: Dimas Andi, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski indeks dollar turun dalam lima hari perdagangan, rupiah gagal memanfaatkan kondisi. Rupiah justru makin melemah dan mencatat level terendah baru tahun ini.
Kamis (30/8), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 0,08% ke Rp 14.655 per dollar Amerika Serikat (AS). Sejalan, rupiah di pasar spot pun berada di level Rp 14.655 per dollar AS, melemah 0,07% dari penutupan kemarin.
Rupiah berada di atas level Rp 14.600 sejak Kamis pekan lalu. Hal ini didorong oleh meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS pada bulan September nanti.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail menyebut, indeks dollar AS diperkirakan menguat di kisaran 94,50—94,90. Mata uang dollar AS juga berpeluang menguat terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia.
Penguatan dollar AS disokong oleh naiknya pertumbuhan ekonomi AS di triwulan kedua sebesar 4,2% (qoq) dibandingkan estimasi sebelumnya sebesar 4% (qoq). Selain itu, data Core Personal Consumption Expenditure (PCE) di kuartal kedua juga naik sebesar 2% (qoq) atau sesuai dengan prediksi.
Naiknya revisi pertumbuhan ekonomi AS di kuartal kedua memberikan sinhyal positif bagi naiknya inflasi inti di bulan Juli yang diperkirakan mencapai 2%. “Hal tersebut dapat mendorong keyakinan The Fed untuk menaikkan suku bunga di bulan September,” ujar Mikail dalam riset, hari ini.
Sentimen tersebut berpotensi menekan rupiah pada hari ini. Mikail memproyeksikan, rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.600—Rp 14.660 per dollar AS sepanjang hari ini.
Sekadar mengingatkan, posisi terlemah rupiah sebelumnya adalah Rp 14.693 per dollar AS yang tercatat pada 25 September 2015. Rupiah menjadi mata uang Asia berkinerja terburuk kedua setelah rupee. Secara year to date, rupiah melemah 7,51%. Sedangkan rupee melemah 9,52% pada periode yang sama. Sementara nilai tukar peso Filipina melemah 6,73% sejak awal tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News