Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Nilai tukar rupiah terus menghadapi pelemahan. Keperkasaan USD seolah tak terbendung apalagi setelah perekonomian global masih berbalut awan hitam.
Di pasar spot, Selasa (28/7) posisi rupiah terhadap USD melemah tipis 0,02% ke level Rp 13.465 dibanding hari sebelumnya. Begitu pun di kurs tengah Bank Indonesia rupiah tergelincir 0,05% di level Rp 13.460.
Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang Bank Mandiri Tbk mengatakan katalis dari eksternal menjadi penekan utama. Apalagi kini pasar berfokus pada pernyataan FOMC yang akan dirilis Kamis (30/7) dini hari mendatang.
“Ini melambungkan posisi USD yang juga diuntungkan oleh keadaan perekonomian global,” kata Rully. Hingga Selasa (28/7) pukul 17.00 WIB naik 0,18% ke level 96,67.
Rully mengatakan sulit mengalahkan dominasi USD di pasar global. Selain memang spekulasi kenaikan suku bunga yang menyedot perhatian, keadaan Eropa juga ikut menguntungkan posisi USD.
“Yunani, Eropa dan para kreditur hingga kini belum usai berdiskusi memicu kekhawatiran,” ujar Rully. Uni-Eropa mengajukan syarat kepada Yunani untuk membayar utangnya senilai 3 miliar euro pada Kamis (20/8) untuk mencairkan dana bailout senilai 8,98 miliar euro yang dibutuhkan oleh Yunani. Jika itu gagal dipenuhi maka Yunani kembali bergejolak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News