kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rugi Rp 2,34 triliun, marketing sales Lippo Karawaci (LPKR) naik 100%


Senin, 02 November 2020 / 21:50 WIB
Rugi Rp 2,34 triliun, marketing sales Lippo Karawaci (LPKR) naik 100%
ILUSTRASI. LPKR mencatat kerugian bersih hingga Rp 2,34 triliun, membesar dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,72 triliun.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19, kinerja pra penjualan (marketing sales) PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) tumbuh positif hingga periode September 2020. Emiten dengan kode saham LPKR ini membukukan pendapatan pra penjualan sebanyak Rp 2,28 triliun atau naik 100% secara tahunan dari Rp 1,14 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

John Riady, CEO Lippo Karawaci mengatakan, pertumbuhan marketing sales ini didorong oleh peluncuran perumahan terjangkau di level Holdco. Emiten properti ini membukukan pendapatan hingga Rp 8,58 triliun hingga kuartal ketiga, naik tipis 0,24% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun lalu yakni Rp 8,56 triliun.

Secara rinci, lini bisnis real estate development mencatatkan pertumbuhan pendapatan 46,3% yoy seiring dengan pertumbuhan pada marketing sales dan penyelesaian proyek. Pendapatan di lini bisnis ini tumbuh menjadi Rp 2,37 triliun dari sebelumnya hanya Rp 1,62 triliun.

Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang kuat dari Cikarang, pengakuan pendapatan di LPKR untuk serah terima di tower Hillcrest dan Fairview di Lippo Village, serta penjualan persediaan.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham emiten properti usai catatkan kenaikan marketing sales

Sementara itu, pendapatan dari real estate management and services turun 10,2% menjadi Rp 6,15 triliun karena bisnis rumah sakit, mall dan hotel terganggu kibat Covod-19. Sebelumnya, wabah Covid-19 yang terus meningkat di Indonesia menyebabkan penutupan hotel yang berkepanjangan hingga berkurangnya pengunjung mall. Namun, saat ini mulai memperlihatkan sedikit peningkatan setelah dilakukan pembukaan kembali aktivitas bisnis.

John melanjutkan, anak usaha LPKR, yakni PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) melaporkan pertumbuhan pendapatan yang positif. Pendapatan LPCK pada sembilan bulan pertama 2020 naik sebesar 50% menjadi Rp 1,59 triliun dari sebelumnya hanya Rp 1,06 triliun.

Naiknya pendapatan ini akibat dari keberhasilan pemasaran produk hunian rumah tapak yang terjangkau, dan apartemen Orange County yang terus melanjutkan proses serah terima unit.

Baca Juga: Pendapatan Siloam (SILO) terkikis 4,21% karena kontribusi pendapatan rawat inap turun

John merinci, hingga September 2020, Orange County mencatatkan pendapatan sebesar Rp 837 miliar, naik 91% secara tahunan dari periode sebelumnya hanya Rp 438 miliar. Selain itu, ada pula pengakuan pendapatan rumah hunian sebesar Rp 286,1 miliar atau naik dari Rp 218,9 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kami berharap di tahun-tahun mendatang ketika kami melakukan evaluasi terhadap perubahan yang terjadi di Lippo Karawaci, kami dapat menunjukkan kuartal ini sebagai titik balik dimana lini bisnis properti di bawah tim manajemen baru telah sukses,” ungkap John dalam siaran pers, Senin (2/11).

Dari segmen rumah sakit, pendapatan PT Siloam Hospitals Tbk (SILO) hingga kuartal ketiga turun hingga 4,1% menjadi Rp 5 triliun. Meski pendapatan turun, SILO masih berkontribusi sebanyak 80,5% terhadap total pendapatan berulang LPKR hingga September 2020.

Secara konsolidasian, LPKR melaporkan EBITDA di sembilan bulan pertama 2020 naik 75,6% secara tahunan menjadi Rp 1,58 triliun. Meski demikian, John mengatakan EBITDA pada tahun 2020 sebagian besar dipengaruhi oleh implementasi standar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 terkait biaya sewa.

Baca Juga: Marketing sales emiten properti mulai naik, ini saran analis

Penerapan standar ini mengakibatkan penurunan pada biaya sewa dan kenaikan di biaya bunga. Dampaknya hingga kuartal ketiga kemarin sebesar Rp 645 miliar, yang juga berarti core EBITDA LPKR sebesar Rp 939 miliar, naik sebesar 4,1% yoy.

Adapun lini bisnis real estate development menunjukkan kenaikan EBITDA paling signifikan menjadi Rp314 miliar dari sebelumnya  rugi Rp506 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

LPKR pun menderita kerugian bersih hingga Rp 2,34 triliun. Kerugian ini membengkak dari kerugian di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 1,72 triliun. Per 30 September 2020, jumlah aset LPKR mencapai Rp 60,08 triliun yang terdiri atas liabilitas senilai Rp 28,84 triliun dan ekuitas senilai Rp 31,23 triliun.

Adapun kas dan setara kas LPKR senilai Rp 3,71 triliun pada Per 30 September 2020, menurun 20% dari poisisi per 31 Desember 2020 yakni Rp 4,68 triliun. 

Baca Juga: Lippo Karawaci Bagikan Saham LPKR untuk Direksi, John Riady Peroleh 50,7 Juta Saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×