Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan hingga kuartal III 2020. SILO mencatatkan penurunan baik dari sisi top line maupun bottom line.
Berdasar laporan keuangan yang tidak diaudit, SILO mengantongi pendapatan hingga Rp 5 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2020. Jumlah itu menurun 4,21% year on year (yoy) dari Rp 5,22 triliun.
Pendapatan SILO tertekan karena kontribusi dari pendapatan dari rawat inap yang terkikis hingga 9,74% yoy. Sepanjang sembilan bulan pertama 2020, SILO membukukan pendapatan rawat inap hingga Rp 2,78 triliun. Jumlah ini menurun dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,08 triliun.
Sementara itu, kontribusi pendapatan dari rawat jalan menopang top line SILO tidak terperosok lebih dalam. Tercatat, pendapatan rawat jalan masih bertumbuh 4,23% yoy menjadi Rp 2,22 triliun dari sebelumnya Rp 2,13 triliun.
Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) kuasai lahan seluas 1.411 hektare
Dilihat dari operasional segmennya, Siloam Hospital Lippo Village tetap berkontribusi paling besar terhadap pendapatan SILO hingga kuartal III 2020. Pendapatannya dibukukan Rp 664,95 miliar. Walau berkontribusi paling tinggi dibanding yang lain, pendapatan itu menurun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 732,7 miliar.
Penurunan dari sisi pendapatan turut menekan bottom line SILO. Hingga kuartal III, SILO menanggung rugi Rp 48,8 miliar. Padahal pada kuartal yang sama tahun sebelumnya SILO masih mencatatkan laba hingga Rp 42,88 miliar.
Selain pendapatan yang menurun, bottom line SILO diperberat oleh beban keuangan yang meningkat drastis hingga Rp 127,67 miliar dari sebelumnya Rp 39 miliar. Sekadar informasi, SILO memiliki aset Rp 8,71 triliun hingga kuartal III 2020. Jumlah tersebut naik 12,53% dibanding akhir tahun 2019 yang mencapai Rp 7,74 triliun.
Baca Juga: PSBB Jakarta Diperketat, Ini Dampaknya Terhadap MIKA, Siloam (SILO) & Hermina (HEAL)
Liabilitas SILO sebesar Rp 2,81 triliun, naik drastis 60,57% dibanding akhir tahun lalu yang sebesar Rp 1,75 triliun. Peningkatan liabilitas sewa sebesar Rp 1,21 triliun menjadi penyebabnya. Adapun kenaikan ini terkait penerapan PSAK 72 di tahun berjalan.
"Grup sebagai pihak penyewa mengakui aset hak guna dan liabilitas dewa terkait dengan sewa yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai sewa operasi berdasarkan PSAK 30," jelas manajemen dalam keterbukaan informasi, Selasa (27/10). Sementara itu, ekuitas SILO turun tipis menjadi Rp 5,9 triliun dari sebelumnya Rp 5,99 triliun.
Baca Juga: Pendapatan Siloam Hospitals (SILO) turun 5,92% di semester I, ini penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News