Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) belum bisa move on. Akibat belenggu kerugian kurs, ISAT masih mencatatkan kerugian hingga akhir kuartal ketiga tahun ini.
Selama sembilan bulan pertama di tahun 2015, anak usaha Grup Ooredoo asal Qatar ini membukukan kerugian senilai Rp 1,22 triliun. Jumlah tersebut memang menurun 15,6% dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp 1,33 triliun.
Namun, secara kuartalan (qoq), di kuartal III 2015, kerugian ISAT meningkat 39,65% menjadi Rp 388,5 miliar. Pada kuartal II 2015, ISAT menderita kerugian Rp 278,2 miliar.
Hingga kuartal ketiga tahun ini, kerugian nilai kurs Indosat mencapai Rp 2,33 triliun. Jumlah itu melonjak hampir 16 kali lipat dibandingkan posisi akhir September 2014 senilai Rp 146,7 miliar.
Secara kuartalan, rugi kurs ISAT juga naik. Di kuartal III 2015, kerugian kursnya Rp 1,33 triliun, membengkak daripada kuartal II 2015 senilai Rp 278,9 miliar.
Sementara, total utang per akhir September 2015 senilai Rp 22,67 triliun, naik 5% ketimbang periode sama tahun lalu (Rp 21,57 triliun).
Beruntung ISAT masih mencetak pertumbuhan pendapatan. Selama sembilan bulan pertama tahun ini, pendapatan ISAT senilai Rp 19,58 triliun, naik 10,5% dibandingkan di periode yang sama tahun lalu.
"Kami sudah berada di jalur yang tepat," ujar Alexander Rusli, Direktur Utama Indosat, dalam pernyataan resminya, Jumat (6/11).
Andromeda Tristanto, Hubungan Investor ISAT, mengatakan, perseroan akan menekan porsi utang berdenominasi dollar AS, antara 15% sampai 20% terhadap total utang. Sampai akhir September 2015, porsi utang dollar AS Indosat berada di posisi 32% terhadap total utang.
Namun Andro belum dapat memerinci kapan target penyusutan utang valuta asing Indosat akan terealisasi. "Yang jelas, by next year," ujar dia kepada KONTAN.
ISAT memproyeksikan, belanja modal tahun depan antara Rp 6 triliun hingga Rp 7 triliun.
Terkait pendanaan belanja modal, Andro bilang, komposisinya berasal dari kas internal, pinjaman perbankan serta dana hasil penerbitan obligasi.
Soal komposisi secara mendetail, manajemen belum dapat menjelaskannya. "Hal ini sangat tergantung pada kondisi tahun depan," kata dia.
ISAT tengah memproses penerbitan obligasi senilai Rp 900 miliar. Manajemen menargetkan, surat utang itu akan terbit pada akhir tahun atau Desember 2015.
Rencana penerbitan obligasi ISAT termasuk dalam rangkaian Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) senilai total Rp 10 triliun yang sudah mendapatkan izin efektif pada 2014. Sebelumnya, ISAT sudah merilis obligasi tahap pertama dan kedua.
Prospek ISAT
Analis MNC Securities Victoria Venny memaparkan, rugi kurs ISAT yang meningkat pada kuartal III 2015 lantaran pada bulan pergantian kuartal kedua ke kuartal ketiga, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS anjlok.
Dia memprediksi, sepanjang tahun ini kerugian kurs tetap membebani bottom line ISAT. "Bahkan menjelang akhir tahun, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih belum meningkat signifikan," jelas Victoria kepada KONTAN, kemarin.
Soal rencana penerbitan obligasi ISAT di akhir tahun ini, Victoria bilang, "Saya rasa timing-nya perlu diwaspadai," imbuh dia. Victoria merekomendasikan hold ISAT dengan target hingga akhir tahun Rp 4.630 per saham. Harga ISAT kemarin naik 3,08% menjadi Rp 4.345 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News