Reporter: Agung Hidayat, Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2020, porsi kepemilikan saham SRTG di tujuh saham tersebut berbeda-beda.
Di sektor infrastruktur, misalnya, SRTG menguasai 29,19% saham TBIG. Saratoga masuk TBIG dengan kepemilikan tidak langsung melalui entitas anak di antaranya PT Wahana Anugerah Sejahtera.
Baca Juga: Electronic City (ECII) menyiapkan Rp 72 miliar untuk buyback saham selama tiga bulan
Masih di sektor infrastruktur, Saratoga memiliki 7,12% saham NRCA, kemudian menguasai 23,26% saham Seroja Investment Limited (Singapura).
Pada sektor sumber daya alam, SRTG menguasai saham ADRO. Perinciannya, sebesar 3,64% kepemilikan langsung, 25% kepemilikan tidak langsung melalui PT Adaro Strategic Capital, serta 29,79% kepemilikan tidak langsung melalui PT Adaro Strategic Lestari.
SRTG juga menguasai secara langsung 19,74% saham MDKA, kemudian 44,87% kepemilikan tidak langsung PALM melalui PT Saratoga Sentra Business.
Selanjutnya Saratoga memiliki 13,49% saham Interra Resources Ltd (Singapura) dan 14,89% saham Sihayo Gold Plc (Australia).
Baca Juga: Bali Towerindo (BALI) menerbitkan obligasi Rp 554 miliar, penawaran umum dimulai hari
Di sektor produk konsumen, Saratoga menguasai 52,21% saham MPMX dan 8,33% saham AGII.
Tahun ini, SRTG masih mengintip peluang dan rencana investasi baru. Bahkan, pandemi corona (Covid-19) bisa menjadi kesempatan mereka untuk mengoleksi saham perusahaan dengan harga diskon.
Sebagai perusahaan investasi, tentu bagus jika SRTG masuk saat market terkoreksi. "Kami melihat ada perusahaan yang harga sahamnya kemarin terlalu tinggi, saat ini harganya lebih reasonable," ungkap Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, Devin Wirawan, saat paparan publik, Rabu (17/6).
Baca Juga: Jika buyback sukses, laba bersih per saham Electronic City (ECII) bisa naik 14%
Jika tak ada aral melintang, Saratoga akan menggunakan bujet investasi US$ 50 juta hingga US$ 100 juta pada tahun ini. Manajemen SRTG belum memerinci sektor usaha yang bakal dibidik. Yang pasti, mereka membidik perusahaan dengan fundamental bagus.
SRTG berencana melakukan due diligence dengan beberapa perusahaan yang menjadi target investasi. Meski demikian, hal tersebut belum bisa ditindaklanjuti karena masih pandemi dan kesulitan berinteraksi secara langsung. Saratoga menargetkan dalam waktu enam bulan hingga satu tahun ke depan, ada satu perusahaan yang bisa terealisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News