Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
"Hal ini berdampak signifikan pada kinerja keuangan terutama Divisi Perkebunan. Namun demikian, pelemahan ini sebagian dapat diimbangi oleh kenaikan kinerja yang kuat dari Divisi Minyak & Lemak Nabati yang mana divisi ini mencatat kenaikan laba seiring dengan pertumbuhan volume penjualan dan biaya bahan baku yang lebih rendah," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (28/2).
Memang, jika dilihat dari hasil produksinya, total produksi CPO Salim Ivomas Pratama pada 2019 turun 9% yoy menjadi 840.000 ton. Hal ini seiring dengan produksi tandan buah segar (TBS) inti yang mengalami penurunan 2% yoy menjadi 3,30 juta ton dan kontribusi TBS eksternal yang lebih rendah.
Baca Juga: Tahun Ceria bagi Emiten Sawit, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham CPO
"Produksi TBS inti turun karena kami melakukan penanaman kembali pada sebagian lahan yang berusia tua dengan benih bibit yang memiliki potensi hasil panen tinggi," ungkap Mark.
Oleh karena itu, di tengah kondisi harga komoditas yang berfluktuasi, ke depannya, SIMP akan memprioritaskan belanja modal pada aspek-aspek yang memiliki potensi pertumbuhan. Perusahaan ini juga akan berfokus pada pengendalian biaya serta inovasi untuk peningkatan produktivitas.
Adapun aset SIMP pada 2019 meningkat 0,7% yoy menjadi Rp 34,91 triliun. Sejalan dengan utang yang naik 4,58% yoy menjadi Rp 17,13 triliun dan ekuitas yang turun 2,76% ke Rp 17,78 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News