Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) berencana menguasai pangsa pasar Asean. Pembangunan pabrik di Filipina beberapa waktu lalu merupakan inisiasi atas rencana ini.
"Bukan berarti pasar lokal sudah jenuh, tapi kami memang ingin menjadi pemain regional," ujar Direktur ROTI Chin Yuen Loke, Rabu (3/8).
Catatan saja, ROTI bersama Monde Nissin Corporation sepakat membentuk joint venture (JV) bernama Sarimonde Foods Corporation. Anak usaha baru ini nanti bakal menjadi lini utama produksi roti di negara tersebut. Kerja sama ini diteken pada 18 Februari lalu.
Dalam perusahaan patungan itu, ROTI menjadi pemegang saham mayoritas dengan menyetor US$ 6,78 juta atas kepemilikan 3,25 juta saham Sarimonde. Sementara, Monde menyetor US$ 5,62 juta atas kepemilikan 2,66 juta saham.
Manajemen masih merahasiakan kapasitas produksi pabrik ini. Alasannya, manajemen tengah melakukan studi pasar. Yang pasti, pabrik ini akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2017. Pemilihan Filipina karena negara ini memiliki demografi yang paling mirip dengan Indonesia.
Contoh, soal tren konsumsi makanan yang mulai mengarah pada makanan kemasan. Lalu, usia muda di bawah 30 tahun menjadi usia dengan jumlah dominan. Ini alasan ROTI tidak mengubah produknya di sana.
Semua produk mirip dengan produk di Indonesia. Manajemen hanya akan menyesuaikan rasa roti dengan selera konsumen di Filipina. Jumlah penduduk juga menjadi alasan utama ROTI memilih Filipina. Negeri ini berpenduduk 100 juta orang, terbanyak kedua di ASEAN.
Chin menambahkan, pembangunan pabrik yang mendekatkan diri dengan sumber permintaan menjadi strategi paling logis jika perseroan ingin melebarkan sayap. Sebab, produk ROTI tidak menggunakan bahan pengawet.
"Jadi, hanya tahan empat atau lima hari, tidak bisa untuk ekspor," tandas Chin.
Semester I tahun ini, ROTI mencatat pertumbuhan pendapatan 15% menjadi Rp 1,2 triliun ketimbang periode sama tahun lalu. Penjualan semuanya berasal dari penjualan domestik. Rata-rata utilisasi pabrik ROTI mencapai sekitar 55%. "Ini juga menunjukan, pasar domestik itu belum jenuh," tambah Chin.
Semester I-2016, ROTI mencatat laba bersih sekitar Rp 128,8 miliar. Angka ini naik dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 114,82 miliar. ROTI menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih masing-masing 20% dan 10%.
ROTI tidak berencana menambah pabrik baru tahun ini. "Tapi kalau produk baru, akan kami luncurkan semester II ini, tinggal menunggu konfirmasi BPOM," ujar Chin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News