Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Pergerakan saham top 10 market cap ini perlu dicermati lantaran akan menentukan arah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Audi mengamati, secara kapitalisasi pasar bobot dari top 10 saham ini sangat jumbo hingga menyumbang lebih dari separuh total IHSG.
"Sehingga perubahannya sangat memengaruhi arah IHSG," tegas Audi.
Merujuk data statistik BEI, total market cap dari 10 saham terbesar itu mencapai Rp 6.837 triliun. Jumlah itu setara dengan 55,10% dibandingkan total market cap saham di BEI senilai Rp 12.407 triliun.
Baca Juga: Antisipasi Rotasi Sektor Saat Turbulensi IHSG, Cek Rekomendasi Saham Unggulan Analis
Dus, Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto melihat rotasi saat ini sesuai ekspektasi dan memberikan sinyal positif terhadap IHSG. Ketika ada big cap yang melemah, penguatan di saham big cap lain masih bisa menopang.
"Rotasi yang terjadi sekarang adalah penguatan pada saham-saham big caps," ujar William.
Adapun, IHSG terbang kembali setelah sempat terjun ke level 6.700 di bulan Juni. Saat ini IHSG sedang menuju level psikologis 7.300. Pada perdagangan Kamis (4/7), IHSG menguat 0,34% ke level 7.220,88.
Audi turut melihat penguatan IHSG didorong oleh reboud sejumlah saham big cap. Pelaku pasar tampak mulai mengantisipasi rilis kinerja kuartal II-2024. Selain itu, ada sentimen yang lebih kondusif dari sisi potensi pelonggaran kebijakan moneter yang lebih cepat serta stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca Juga: BREN Masih Memimpin, Ini Rekomendasi Saham Unggulan dari Jajaran Top Market Cap
Pandangan optimistis juga dibeberkan oleh DBS Group Research. Dalam Regional Market Focus Semester II-2024 Outlook yang dirilis Kamis (4/7), DBS mengerek naik outlook pasar saham Indonesia dari netral menjadi positif.
Riset tersebut menyoroti sejumlah faktor, seperti antisipasi penurunan suku bunga The Fed dan penguatan rupiah di semester kedua. DBS Group menilai berkurangnya tekanan terhadap rupiah dan imbal hasil yang menarik, akan membawa investor asing kembali, setelah aksi jual besar-besaran pada kuartal II-2024.
Faktor lainnya, IHSG memiliki rasio Price per Earnings to Growth (PEG) paling rendah di regional, yakni sebesar 1,1 kali. Sementara yield dividen ada di posisi tertinggi kedua, sedikit di belakang Singapura.
Selain itu, valuasi IHSG juga masih murah dengan diperdagangkan pada -1SD, di bawah kelipatan price to earnings (PE) rata-rata 10 tahunnya. DBS Grop pun memproyeksikan IHSG akan berada di level 7.750 hingga akhir tahun 2024.
Sedangkan dalam jangka waktu yang lebih pendek, Audi memprediksi IHSG akan mencapai resistance 7.275 - 7.340 di akhir bulan Juli. Dorongan untuk IHSG berpotensi datang dari saham big caps seperti big bank, ASII dan TLKM, yang dapat kembali menguat seiring sentimen yang lebih kondusif.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Unggulan dari Para Analis di Jajaran Top Market Cap
Hanya saja, Audi mengingatkan posisi BREN dan TPIA lebih rawan bergeser lantaran valuasi yang sudah tergolong mahal. William turut melihat kemungkinan saham yang sudah naik tinggi bisa merosot akibat profit taking seperti pada BREN, TPIA, DSSA dan AMMN.
Sehingga, rotasi di antara saham big cap masih berpotensi terjadi di semester kedua ini. William bahkan melirik saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang punya kemungkinan merangsek ke top 10 market cap jika berhasil mempertahankan tren kenaikannya.
Jika tren naik di jajaran big cap ini berlanjut, maka IHSG bisa kembali ke jalur level 7.400 atau mendekati all time high-nya. Dengan kondisi pasar saat ini, William merekomendasikan trading buy pada saham BBRI, BMRI, TLKM, AMMN dan BRPT.
Baca Juga: Bos Barito (BREN) Buka Suara Soal Lonjakan Harga Saham Hingga Jadi Top Market Cap
Sementara Valdy memprediksi empat saham big bank akan kembali mengisi top 10 market cap. Valdy pun menjagokan BBNI, BBRI, BMRI, BBCA dan TLKM.
Sedangkan Audi menyematkan rekomendasi buy untuk saham BMRI, BBRI, BBCA, ASII dan TLKM, dengan target harga masing-masing di Rp 6.900, Rp 5.500, Rp 10.600, Rp 5.400 dan Rp 3.750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News