kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Risiko pasar meningkat, volume perdagangan SUN tenor pendek melonjak


Kamis, 09 Mei 2019 / 20:21 WIB
Risiko pasar meningkat, volume perdagangan SUN tenor pendek melonjak


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya risiko di pasar obligasi Indonesia membuat sebagian investor memilih memperpendek durasi obligasinya. Lantas, volume perdagangan surat utang negara (SUN) untuk tenor pendek melonjak cukup signifikan.

Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, volume perdagangan SUN tenor pendek atau di bawah lima tahun naik 48,58% (mom) di bulan Maret menjadi Rp 273,42 triliun. Di bulan April, volume perdagangan SUN tenor pendek tetap tumbuh walau berkurang persentasenya yakni sebesar 15,2% (mom) menjadi Rp 315,06 triliun.

Namun, tetap saja hasil tersebut masih lebih baik ketimbang volume perdagangan SUN tenor panjang atau di atas 7 tahun. Tercatat, di bulan Maret lalu volume perdagangan SUN tenor panjang naik 12% (mom) menjadi Rp 339,51 triliun. Akan tetapi, di bulan berikutnya pertumbuhan volume perdagangan SUN tenor tersebut hanya mencapai 1,38% (mom) menjadi Rp 344,22 triliun.

Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management Eric Sutedja menilai, tingginya pertumbuhan volume perdagangan SUN tenor pendek lebih didorong oleh sentimen global. Mulai dari isu masalah Brexit, sanksi ekspor minyak Iran yang berujung tren kenaikan harga minyak, hingga yang terbaru yaitu memanasnya perang dagang antara AS dan China.

Alhasil, sebagian investor cenderung lebih banyak melakukan transaksi SUN untuk tenor pendek di pasar sekunder. “Volatilitas seri tenor pendek cukup rendah dan sejauh ini lebih dipengaruhi oleh arah kebijakan suku bunga acuan AS,” ungkapnya, Kamis (9/5).

Sebagaimana diketahui, The Federal Reserves sampai saat ini masih mempertahankan suku bunga acuan AS di level 2,25%--2,50%.

Head of Fixed Income Syailendra Capital Enry Danil menambahkan, peningkatan volume perdagangan SUN tenor pendek juga disebabkan oleh faktor suplai di pasar primer. Dalam hal ini, pemerintah selaku issuer lebih sering menawarkan seri-seri tenor menengah dan panjang seperti FR0078 atau FR0079 melalui lelang di pasar primer dalam beberapa bulan terakhir.

“Kemungkinan perdagangan SUN tenor pendek di pasar sekunder lebih ramai karena ketiadaan suplai tenor tersebut di pasar primer,” terangnya, Kamis (9/5).

Eric berpendapat, besarnya volume perdagangan SUN tenor pendek tentu akan berdampak pada pergerakan seri-seri tenor tersebut di pasar sekunder. Dalam arti positif, jika perdagangan SUN lebih banyak melibatkan transaksi beli, maka hal itu akan berdampak pada naiknya harga dan turunnya yield SUN yang bersangkutan. Begitu pula sebaliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×