kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Risiko investasi di Indonesia turun


Kamis, 28 Desember 2017 / 07:36 WIB
Risiko investasi di Indonesia turun


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi risiko investasi di Indonesia semakin membaik. Ini terlihat dari turunnya credit default swap (CDS) Indonesia tenor lima tahun dan sepuluh tahun. Bahkan, CDS sempat turun menyentuh rekor terendah sepanjang masa.

CDS tenor lima tahun pada Rabu (27/12) berada di titik terendah 86,59. Jika dibandingkan posisi akhir tahun lalu atau year to date (ytd), CDS terpangkas 45,16%.

Sedangkan CDS tenor 10 tahun menyentuh level terendah per 22 Desember senilai 154,00. Meskipun angkanya naik ke 155,05 pada Rabu (27/12), CDS sudah turun 31,20% sejak awal 2017.

Penurunan CDS Indonesia memberikan indikasi risiko gagal bayar surat utang Indonesia menjadi semakin rendah. Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia melihat, penurunan CDS Indonesia ini merespons kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Fitch Ratings dari BBB- dari BBB. Fitch juga memberi outlook stabil. Hal tersebut akan membuat investor asing kembali memburu surat utang Indonesia, karena dinilai memiliki potensi risiko rendah.

Filipina menjadi pesaing karena memiliki peringkat utang mirip dengan Indonesia. Peringkat utang yang diraih negeri jiran ini adalah Baa2 dari Moody's Investor Service atau satu peringkat di atas investment grade dengan outlook stabil dan BBB- dari Fitch Ratings yang sama dengan minimum investment grade dengan outlook positif.

CDS tenor lima tahun Filipina kemarin berada di 59,33. "Indonesia akan mulai mengejar pelan-pelan, apalagi kalau perekonomian kuartal IV-2017 membaik, maka kita bisa mendekati CDS Filipina" kata Anil, Rabu (27/12).

Optimisme ini juga didukung oleh harga komoditas yang semakin stabil, inflasi yang terjaga, serta potensi Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level rendah. Tak heran Anil memprediksi CDS Indonesia pada semester I-2018 bisa mendekati Filipina di level 60-an.

Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, menilai, bila dua lembaga pemeringkat internasional lainnya, yakni Moody's dan S&P, ikut menaikkan rating Indonesia, maka CDS Indonesia bisa lebih rendah lagi. Ia memperkirakan, CDS Indonesia tenor lima tahun pada 2018 mencapai level 50-60 dan tenor 10 tahun sekitar 106-110.

Optimisme ini berdasar proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih moncer dari negara dengan peringkat yang sama. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih tinggi di 5,1% dibandingkan negara-negara lain dengan peringkat BBB Fitch yang mediannya di 3,2%," jelas Ahmad.

Namun terdapat risiko internal berupa depresiasi rupiah dan tensi yang memanas di tahun politik. Namun investor tak terlalu khawatir karena fundamental Indonesia kuat dan mampu menahan efek gejolak politik dalam maupun luar negeri, termasuk efek kenaikan suku bunga The Fed tahun depan. Ahmad bilang, pasar sudah priced-in dan mengantisipasinya. Alhasil, rupiah bisa stabil di kisaran Rp 13.650 pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×