kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,25   5,92   0.66%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rights issue dan IPO menjadi skema pendanaan paling menarik


Senin, 27 Agustus 2018 / 22:54 WIB
Rights issue dan IPO menjadi skema pendanaan paling menarik
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Intervensi terus dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) untuk menjaga otot rupiah dengan menaikkan tingkat suku bunga. Saat ini, suku bunga BI sudah berada di level 5,25%. Meski demikian, rupiah masih bertengger di level Rp 14.600-an hingga saat ini.

Dengan suku bunga yang tinggi ini, emiten mesti cermat mencari dana. Menurut data dari Otoritas jasa Keuangan (OJK), pendanaan lewat IPO hingga saat ini adalah Rp 12,37 triliun. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan jumlah emisi saham baru sepanjang tahun 2017 yakni sebesar Rp 9,6 triliun.

Sementara itu, pendanaan lewat obligasi dan sukuk korporasi tercatat sebesar Rp 76,25 triliun hingga saat ini. Sementara itu, sepanjang tahun 2017 yang lalu, emisi obligasi yang tercatat adalah sebesar Rp 156,71 triliun.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas mengatakan bahwa beberapa skema pendanaan layak dipertimbangkan dengan suku bunga yang tinggi saat ini. Skema pendanaan seperti rights issue dan juga IPO menjadi skema yang menarik menurut Nafan.

"Kalau perusahaan memiliki anak usaha yang bisa melakukan IPO itu potensi pendanaan juga terbuka lebar, apalagi kalau anak usahanya punya fundamental bagus," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Senin (27/8). Namun jika perusahaan terbuka tak memiliki anak usaha dengan fundamental bagus, skema rights issue masih layak untuk dipertimbangkan.

Sementara itu, skema pendanaan lewat perbankan sesungguhnya bisa menjadi opsi yang menarik. Hanya saja hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh semua emiten yang ada di BEI. "Risiko pinjaman bank adalah persyaratan yang harus dilakukan oleh perusahaan" kata Nafan.

Menurut Nafan, jika perusahaan memiliki beban utang terlalu tinggi, maka sumber pendanaan melalui perbankan agak sulit untuk dilakukan. Sementara itu, obligasi menjadi pendanaan yang paling tidak dipilih Nafan karena kupon obligasi akan menyesuaikan suku bunga yang kian besar.

Hal tersebut juga diamini oleh William Hartanto, analis Panin Sekuritas. "Buat emiten, pendanaan paling baik adalah IPO," kata William kepada Kontan.co.id, Senin (27/8).
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×