Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan kembali mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu dan Kamis pekan ini, 15-16 Maret 2023. Analis menyebut, pasar mengharapkan suku bunga naik 25 basis poin (bps).
CEO Advisor.id Praska Putrantyo mengatakan bahwa suku bunga diharapkan naik untuk mengantisipasi sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve yang juga akan diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 50 bps hingga melebihi target 5,1% di tahun 2023 ini.
"Indeks dolar yang saat ini kian menguat kembali ke level 105 dan kurs rupiah yang kembali melemah di atas Rp 15.400 per dolar AS menjadi sentimen kuat mengapa BI 7 RR harus kembali disesuaikan, terlebih mendekati momentum hari raya, yang biasanya laju inflasi kembali naik," kata Praska kepada Kontan.co.id, Minggu (12/3).
Di sisi lain, apabila suku bunga naik lebih dari 25 bps diperkirakan akan direspons negatif oleh pasar. Sementara, jika suku bunga tetap atau bahkan turun diproyeksikan pasar akan terkoreksi lantaran pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS akan kembali berlanjut dan aksi jual investor asing diperkirakan kembali terjadi, baik di pasar saham maupun SBN.
Baca Juga: Suku Bunga BI 7-Day Diprediksi Bertahan di 5,75% di RDG Pekan Ini
Praska memprediksi kisaran IHSG sebelum RDG berada di 6.700-6.790. Apabila hasil RDG sesuai ekspektasi dengan naik 25 bps maka IHSG diperkirakan berada di kisaran 6.796-6.903 hingga akhir bulan.
"Sebaliknya, jika hasil RDG dipertahankan stabil maka IHSG akan bergerak di kisaran 6.687-6.836 hingga akhir bulan," papar dia.
Baca Juga: Transaksi Pasar Saham Sepi Gara-Gara Investor Wait and See
Oleh sebab itu, investor disarankan tetap bermain aman di tengah fluktuasi pasar hingga pengumuman Fed Rate. Investor bisa mengambil strategi averaging down pada saham-saham dengan valuasi murah, kinerja laporan keuangan bagus, dan/atau prospek sektornya tetap positif untuk setahun ke depan, serta mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba.
Praska melihat, jika suku bunga naik sebanyak 25 bps, maka saham-saham di sektor perbankan besar (BBNI, BBCA), peritel (RALS, AMRT, ACES), barang konsumsi (INDF), infrastruktur telekomunikasi (TLKM), konstruksi non bangunan (INDY), utilitas energi (PGAS), dan perindustrian (ASII), serta barang baku (MDKA, ANTM) bisa diperhatikan. Sementara apabila suku bunga stabil atau naik di atas 25 bps maka dia tidak menyarankan saham perbankan besar dan ASII.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News