Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
Target laba bersih untuk 2024 dipangkas 15%, sedangkan untuk 2025 turun 8%. Harga jual rata-rata lahan kawasan industri juga diproyeksikan lebih rendah 16% pada 2025.
Untuk 2025, Richard optimistis AKRA dapat menjual 90 hektare lahan JIIPE. Penambahan pemasok kimia baru diproyeksikan mendongkrak volume penjualan sektor kimia hingga 10% yoy, meskipun lebih rendah dari target manajemen sebesar 15%-20%.
Penambahan kapal tanker baru juga diperkirakan meningkatkan volume distribusi minyak bumi hingga 5% pada 2025.
Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) Targetkan Penjualan Lahan Industri Meningkat 43% Tahun Ini
Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo Adi, menilai operasional smelter tembaga PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dapat menjadi katalis positif bagi AKRA.
"Produk turunan smelter akan mendorong aktivitas pabrik di sekitar kawasan, yang berpotensi meningkatkan penjualan lahan JIIPE," ujar Kiswoyo.
Ia merekomendasikan beli saham AKRA pada harga rendah (buy on weakness) dengan target Rp 1.250 per saham.
Sementara itu, JP Morgan memberikan rekomendasi netral dengan target harga Rp 1.310 per saham, dan BRI Danareksa menurunkan target harga menjadi Rp 1.600 dari sebelumnya Rp 1.700 per saham.
Baca Juga: Intip Strategi AKR Corporindo (AKRA) Genjot Kinerja Keuangan di Semester II-2024
Meski mengalami tekanan, AKRA tetap dinilai memiliki prospek bisnis yang solid, terutama dalam distribusi bahan bakar minyak yang masih menjanjikan di masa depan.
Selanjutnya: Harga Cabai di Lampung Makin Pedas, Kamis (26/12)
Menarik Dibaca: Promo Guardian Super Hemat s/d 8 Januari 2025, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Body Scrub
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News