kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Resmi melantai di bursa, ini target Itama Ranoraya (IRRA) setahun ke depan


Selasa, 15 Oktober 2019 / 12:49 WIB
Resmi melantai di bursa, ini target Itama Ranoraya (IRRA) setahun ke depan
ILUSTRASI. PT Itama Ranoraya Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (15/10).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini (15/10), PT Itama Ranoraya Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten dengan kode saham IRRA ini menjadi perusahaan yang menggelar initial public offering (IPO) ke- 41 sepanjang 2019 dan menjadi perusahaan ke - 655 yang tercatat di BEI.

Untuk diketahui, Itama Ranoraya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi alat kesehatan, farmasi, dan kedokteran. IRRA mendistribusikan beberapa peralatan medis buatan PT Oneject Indonesia salah satunya adalah Oneject auto disable syringe (ADS) atau jarum suntik sekali pakai.

Baca Juga: Gandeng Facebook, Indosat (ISAT) luncurkan program internet 101

Untuk diketahui, PT Oneject Indonesia adalah sister company dari Itama Ranoraya. Oneject Indonesia merupakan salah satu produsen alat medis terbesar di Indonesia.

Selain itu, IRRA juga mendistribusikan alat alat medis lainnya seperti abbott diagnostic, terumo BCT dan ortho clinical diagnostic. Adapun pihak yang menjadi mitra distribusi IRRA adalah Palang Merah Indonesia (PMI), Kementerian Kesehatan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan beberapa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Per Maret 2019, IRRA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 26,38 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 5,49 miliar dengan total aset Rp 97,29 miliar. Pratoto S. Raharjo selaku Direktur Itama Ranoraya mengatakan laba IRRA untuk kuartal ketiga diprediksi sebesar Rp 10 miliar.

Tahun ini, IRRA menargetkan dapat mencetak pendapatan Rp 300 miliar dan laba bersih sebesar Rp 32 miliar. Sementara untuk tahun depan, IRRA sepakat memasang target penjualan sebesar Rp 400 miliar atau naik 33% dibanding target pendapatan tahun ini dan target laba bersih sebesar Rp 46 miliar atau naik 43,75% dari tahun ini.

Pria yang akrab disapa Toto ini mengaku tahun ini proyek pengadaan alat kesehatan dari pemerintah mengalami penundaan akibat adanya momentum Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden. Meski demikian, IRRA tidak berniat untuk merevisi target laba hingga akhir 2019.

Baca Juga: Jasa Armada Indonesia (IPCM) tunjuk Chiefy Adi Kusmargono jadi Presdir yang baru

"Tidak ada revisi target. Memang dari pemerintah ada penundaan tetapi mulai bulan Agustus sudah mulai ada proyek pengadaan alat kesehatan," ujar Pratoto saat jumpa pers usai pencatatan saham perdana di Jakarta, Selasa (15/10).

Hal ini tidak lepas dari pertumbuhan industri alat kesehatan yang naik signifikan setiap tahunnya. IRRA menilai, pertumbuhan alat kesehatan nasional setiap tahunnya mampu tumbuh dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional. Jika saat ini pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5%, maka diperkirakan tahun ini industri alat kesehatan dapat naik sekitar 10%.

Optimisme ini juga tidak lepas dari sister company IRRA yakni PT Oneject Indonesia yang terus melakukan ekspansi. Terakhir, Oneject Indonesia melakukan groundbreaking pembangunan pabrik kedua yang terletak di Cikarang.

Dengan adanya pabrik anyar ini, diperkirakan Oneject Indonesia dapat mengejar target produksi 1,2 miliar jarum suntik dengan pengaman (safety needle) per tahun. Pembangunan pabrik ini merupakan respons dari program WHO yang mencanangkan penggunaan jarum suntik yang aman di seluruh dunia.

Selain itu, permintaan dari pelanggan atau costumer tetap juga dinilai masih cukup tinggi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Jarum suntik sekali pakai dibutuhkan untuk melakukan imunisasi terhadap bayi yang digalakkan oleh Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Usai diakuisisi, Solusi Bangun Indonesia (SMCB) gencarkan promosi semen merek Dynamix

Selain itu, produk abbott diagnostik dan TerumoBCT dibutuhkan oleh PMI untuk melakukan donor darah juga terus meningkat. "Untuk itu, kami optimis permintaan akan terus naik," ujar Heru Firdausi Syarif selaku Direktur IRRA.

Untuk mencapai target ini, IRRA berencana untuk membuka enam kantor cabang dan/atau jaringan pemasaran, empat diantaranya berada di Bandung, Medan, Surabaya, dan Makassar. Hal ini dilakukan untuk memperluas penetrasi pasar dari produk yang didistribusikan IRRA. Adapun kantor perwakilan di Medan, Surabaya, dan Medan akan dipersiapkan menjadi Kantor Cabang Utama.

Pembukaan kantor cabang/jaringan pemasaran ini dinilai menguntungkan daripada menunjuk sub-distributor, mengingat potensi pasar produk perusahaan saat ini di berbagai wilayah masih cukup luas. Adapun dana yang digelontorkan untuk merealisasikan rencana ini sebesar Rp 28 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×