Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rencana PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII untuk menggelar penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) di tahun ini ternyata masih buram. Menteri BUMN Dahlan Iskan bahkan menyebutkan, rencana tersebut masih bisa gagal.
Apalagi proses IPO tersebut baru akan dimulai saat holding perkebunan selesai dibentuk. Rencananya, pembentukan holding perkebunan rampung pada 1 Maret mendatang, di mana PTPN III menjadi induk dari seluruh PTPN.
"Persetujuan PTPN VII untuk IPO memang sudah dikeluarkan, tapi tunggu prosesnya dulu. Kalau evaluasinya tidak sesuai dengan yang kami inginkan, ya bisa tidak jadi," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan saat ditemui di Jakarta, Senin (13/2).
Lanjut Dahlan, jika holding perkebunan sudah cukup kuat, maka kemungkinan besar PTPN VII tidak perlu IPO. "Kalau bisa didanani dari holding untuk ekspansi, ya lebih baik dari holding saja," ungkapnya.
PTPN VII membutuhkan dana dari IPO untuk perluasan lahan. Perusahaan pelat merah ini bergerak di bidang usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, teh, dan tebu. Usaha ditumbuhkan dengan jalan mengembangkan operasi berbasis bisnis inti yang mengarah ke integrasi vertikal. Kebun yang dikelola oleh Perseroan meliputi kebun karet, kelapa sawit, teh dan tebu.
Sebagai catatan, dengan terbentuknya holding Perkebunan ini ditargetkan labanya bisa mencapai Rp 5,3 triliun di akhir 2012. Padahal akhir tahun lalu, laba dari seluruh PTPN hanya sekitar Rp 3,5 triliun.
Jika PTPN VII gagal IPO, maka tahun ini hanya akan ada satu BUMN yang go public, yaitu Semen Baturaja. Sementara, untuk anak usaha BUMN masih banyak yang diharapkan dapat melantai di Bursa Efek Indonesia di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News