kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana IPO perusahaan milik keluarga taipan


Minggu, 10 Maret 2013 / 11:33 WIB
Rencana IPO perusahaan milik keluarga taipan
ILUSTRASI. Dua unit rumah yang usai dipbangun di perumahan di Parung Panjang Kab. Bogor Jawa barat./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Avanty Nurdiana |

JAKARTA. Sejumlah perusahaan milik keluarga taipan di Indonesia akan menjual sahamnya kepada publik melalui penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO).

Salah satunya adalah PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM). Perusahaan ini didirikan mendiang William Soeryadjaya. Menurut sumber KONTAN, perusahaan distributor motor tersebut mencari dana sekitar US$ 200 juta untuk pengembangan bisnis. Untuk itu mereka akan melepas sekitar 20% saham ke publik. Saat ini nilai aset perusahaan yang berada di bawah manajemen Saratoga Capital ini lebih dari US$ 500 juta.

Rencananya, Mitra Pinasthika akan menawarkan saham perdana ke sejumlah negara. Mitra Pinasthika pun telah melakukan paparan terbatas ke BEI. Ketika dikonfirmasi, Hoesen, Direktur Penilaian BEI membenarkan hal tersebut. "Iya, mereka sudah menggelar mini expose beberapa waktu lalu," ujar dia, Jumat (8/3).

Mitra Pinasthika akan menggunakan buku Desember 2012 sebagai dasar valuasi. Dengan demikian, paling lambat MPM akan mencatatkan saham Juni 2013.

Mitra Pinasthika memiliki beberapa usaha, seperti distributor otomotif dan ritel, jasa rental, keuangan, dan asuransi. Tahun lalu penjualan perusahaan ini diproyeksikan Rp 10 triliun, tumbuh 25% dari 2011. MPM juga menjual oli Federal Oil Center. Selain Saratoga, pemegang saham MPM adalah PT Rasi Unggul Bestari.

Perusahaan otomotif

Tak mau ketinggalan, Tri Nugraha Thohir (TNT) Group juga berencana melepas sebagian saham anak usaha melalui penawaran perdana saham. Anak usaha tersebut adalah PT Wahanaartha Harsaka yang juga bergerak di bidang otomotif. "Kemarin mau IPO tapi tidak jadi, ini sedang kami pikirkan supaya terealisasi," tutur Garibaldi Thohir, CEO Tri Nugraha Thohir.

Menurut pria yang akrab disapa Boy Thohir, Wahanaartha memiliki potensi tumbuh besar. Ia mengaku, tidak ingat nilai aset anak usahanya tersebut. Namun, ia memperkirakan, tahun lalu pendapatan Wahanartha mencapai Rp 8 triliun. Selain bergerak di jasa penjualan motor, Wahanaartha juga melayani bidang lain seperti rental motor dan logistik.

Selain dua perusahaan tersebut, perusahaan milik taipan lain juga sedang bersiap-siap bertengger di papan pencatatan bur saham. Mereka adalah PT Dharma Satya Nusantara (DSN) dan PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ). Keduanya juga menggunakan buku Desember 2012 sebagai dasar valuasi.

DSN berniat melepas 14 % saham ke publik dengan target perolehan dana segar sebesar US$ 200 juta. Perusahaan milik mantan bos
PT Astra International Tbk (ASII) Theodore Permadi Rachmat ini, bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, mengelola hutan tanaman industri (HTI), dan industri perkayuan. Total aset perseroan ditaksir mencapai US$ 500 juta.

Selanjutnya, ANJ perusahaan milik Julus Tahija juga berniat melepas sekitar 20% saham ke publik. Target dana yang ingin dihimpun US$ 150 juta. Perusahaan ini fokus di sektor makanan, agribisnis, dan energi terbarukan. Aset Austindo ditaksir mencapai US$ 300 juta.

Setiawan Efendi, analis Phintraco Securities menilai, prospek bisnis perusahaan otomotif memang masih cerah. Apalagi, jika dana hasil IPO MPM dan Wahanaartha digunakan untuk mengembangkan bisnis. "Permintaan motor dan mobil saya rasa terus bertumbuh," ujar dia.

Menurut Setiawan, pasar otomotif di Jakarta dan Surabaya memang sudah penuh. Jika perusahaan bisa mengembangkan ke pasar luar Jawa dan Indonesia Timur, dia yakin permintaan bisa tumbuh lebih besar. Dia pun masih menyarankan investor membeli saham sektor otomotif.

Nilai plus lain dari dua perusahaan otomotif itu, kata Setiawan, adalah latar belakang si pemilik yang sudah diketahui oleh publik. Ini bisa menambah keyakinan investor membeli saham perusahaan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×