kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Rencana bangun pabrik ERAA masih berupa konsep


Jumat, 04 April 2014 / 16:00 WIB
Rencana bangun pabrik ERAA masih berupa konsep
ILUSTRASI. 2 Hari Lagi Tutup, Ini Cara Buat Akun PPPK Guru 2022 di Sscasn.bkn.go.id.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bisnis distributor ponsel pintar dan tablet bisa saja terganggu. Sebab, pemerintah memiliki wacana untuk memberlakukan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk gadget dengan harga diatas Rp 5 juta.

Membangun pabrik assembling sendiri seperti yang bakal dilakukan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) bisa menjadi katalisator tekanan tersebut. Selain itu, ERAA juga bisa menerima berbagai insentif dari pemerintah.

Pasalnya, dibalik pengenaan pajak tersebut, pemerintah juga akan memberikan insentif bagi emiten ponsel yang memiliki pabrik pengembangan ponsel seperti yang akan dibangun ERAA. Rencananya, pabrik tersebut bakal dibangun di Jakarta.

"Tapi, pabrik itu masih unprogress," tandas Djatmiko Wardoyo, Corporate Secretary ERAA kepada KONTAN, (4/4). Rencana pembangunan pabrik tersebut masih dalam cetak biru perusahaan, belum ada aplikasinya secara nyata.

Sebab, visi pembangunan pabrik tersebut memang sangat ideal dan mampu memudahkan bisnis ERAA, khususnya dalam hal perpajakan. Tapi, apakah ke depannya bisa membuat bisnis ERAA bisa menjadi lebih efisien maka tidak ada yang bisa menjaminnya.

Djatmiko paham jika niat dibalik dari pemberlakuan ekspor untuk menekan angka impor ponsel hingga 50%. Masalahnya, Indonesia sama sekali belum memiliki basis ponsel dalam negeri. Sehingga, andai kata pabrik ERAA tersebut sudah berdiri dan berjalan melakukan pengembangan, maka bisa dipastikan tetap akan ada impor komponen utama sebuah gadget.

"Dan, ini justru bisa menjadi lebih mahal. Secara visi, rencana tersebut memang ideal, tapi tidak untuk dua atau tiga tahun kedepan karena masih banyak pertimbangan sana-sini yang harus diperhitungkan," jelas Djatmiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×