Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami penguatan pada perdagangan besok. Pasalnya, indikator teknikal indeks menunjukkan sinyal positif.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securities mengatakan secara teknikal IHSG menguji resistance bearish trend setelah mampu kembali di atas MA50 sebagai resistance terdekat sebelumnya.
Indikator Stochastic menguat dan mencapai area overbought menandakan pergerakan IHSG mulai mencapai resistance terkuat yakni bearish trend line sebagai konfirmasi pembalikan arah trend.
"Sehingga diperkirakan IHSG akan mencoba menguat dan menguji resistance bearish trend jangka menengah dengan range pergerakan 5.315-5.420." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Rabu (22/9).
Hari ini, IHSG ditutup menguat 40.10 poin sebesar 0.76% pada level 5342.59 setelah dibuka pada zona negatif mewaspadai hasil pertemuan BOJ. Bank sentral Jepang ini masih bersikap defensif untuk tidak terburu-buru menurunkan tingkat suku bunga negatifnya.
Lanjar bilanh, aksi tunggu investor pada pertemuan BOJ dan The Fed pada tengah pekan ini menjadi tekanan tersendiri bagi investor terlihat setelah pertemuan BOJ dan hasilnya cukup pro market investor asing yang sebelumnya terus melakukan aksi jual bersih kini mulai melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 551.45 miliar.
Mayoritas indeks saham di Asia menguat optimis pasca BOJ kembali pro dukungan untuk lembaga keuangan di mana BOJ lebih menahan diri untuk menurunkan kembali suku bunga negatif dan lebih terfokus pada stimulus untuk mengendalikan kurva yield.
Investor hari ini lebih berspekulasi mengenai kenaikan bunga pinjaman yang akan kembali ditahan oleh The Fed melihat beberapa data ekonomi kunci rilis di bawah ekspektasi.
Bursa Eropa pun dibuka optimis menyikapi hasil The Fed pekan ini setelah hasil pertemuan BOJ menyatakan untuk tidak terlalu agresif dalam melakukan kebijakan moneter serta akan lebih terfokus untuk mengendalikan kurva yield.
Beberapa data sentimen ekonomi di AS yang di bawah ekspektasi semakin menguatkan kenaikan suku bunga pinjaman di AS tidak dalam waktu dekat.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya yang terjadi pada kalender ekonomi diantaranya tingkat pengangguran di AS dan tingkat kepercayaan konsumen di Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News