Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Terakhir, dari dalam negeri, selalu cermati kebijakan dari Bank Sentral. Seperti prospek suku bunga lanjutan Bank Indonesia yang dijanjikan mengalami trend penguatan hingga akhir tahun, merefleksikan baiknya data pertumbuhan kredit pada awal tahun guna menahan aksi jual investor asing.
"Dari luar negeri, kebijakan AS dalam tarif import barang-barang China dan eropa hingga pertumbuhan ekonomi AS yang lebih cepat," tegasnya.
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Sriwidjaja Rauf menambahkan, selain sebagai underwriter dan broker, RELI juga memiliki izin sebagai agen penjual reksadana.
"Masyarakat yang ingin berinvestasi reksadana dapat datang ke kantor cabang RELI yang ada di berbagai daerah. Di sana, masyarakat dapat bertanya seputar produk-produk investasi," ujar Sriwidjaja.
Seperti menabung di bank, berinvestasi di reksadana juga harus dimulai dengan membuka formulir pembukaan rekening (FPR). Untuk bisa membuka FPR ini, tidak perlu lagi datang ke kantor manajer investasi atau penerbit produk reksadana. Cukup datang ke kantor APERD, seperti Reliance Sekuritas. Di situ, masyarakat bisa bertanya seputar produk reksadana.
Sriwidjaja menambahkan, RELI menjual beragam produk reksadana yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Tentu saja, RELI juga menjual produk reksadana yang dikeluarkan PT Reliance Manajer Investasi, antara lain reksadana Reliance Saham Syariah, Reliance Dana Saham, Reliance Dana Terencana dan Reliance Cerdas Terencana.
Dalam berinvestasi, seperti reksadana, pastikan dan tentukan tujuannya, karena akan menentukan produk reksadana seperti apa yang harus dimiliki. Tujuan berinvestasi juga harus mencakup jangka waktu berapa tahun akan berinvestasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News