kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,96   4,45   0.48%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reli Wall Street Melambat, Investor Mempertimbangkan Komentar The Fed


Kamis, 09 November 2023 / 05:32 WIB
Reli Wall Street Melambat, Investor Mempertimbangkan Komentar The Fed
ILUSTRASI. Wall Street bergerak bervariasi pada perdagangan kemarin, S&P dan Nasdaq melanjutkan reli.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak bervariasi pada perdagangan kemarin. S&P 500 dan Nasdaq menguat tipis pada hari Rabu untuk memperpanjang kenaikan beruntun. Investor mempertimbangkan komentar pejabat Federal Reserve baru-baru ini untuk mencari sinyal mengenai jalur suku bunga dan fokus pada arah imbal hasil US Treasury.

Rabu (8/11), Dow Jones Industrial Average turun 40,33 poin atau 0,12% menjadi 34.112,27. Indeks S&P 500 naik 4,40 poin atau 0,10% ke 4.382,78. Nasdaq Composite bertambah 10,56 poin atau 0,08% menjadi 13,650.41.

Indeks S&P 500 telah menguat delapan hari beruntun dan Nasdaq menguat sembilan hari berturut-turut. Penurunan Dow mengakhiri kenaikan tujuh sesi berturut-turut.

Imbal hasil US Treasury telah turun tajam sejak obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan mencapai 5% pada akhir Oktober lalu. Komentar dari pejabat Fed dan data tenaga kerja yang lebih lemah menyebabkan meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral telah mencapai akhir dari siklus kenaikan suku bunganya.

Baca Juga: Keputusan MKMK Membebani Psikologis Pelaku Pasar, Ini Saran untuk Investor

Penurunan imbal hasil US Treasury telah membantu memicu reli saham yang menjadikan S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan terpanjang dalam dua tahun hingga penutupan hari Rabu.  

Pasar memperkirakan sekitar 50% kemungkinan penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada bulan Mei 2024, menurut FedWatch Tool CME Group. Prediksi ini naik dari sekitar 41% pada minggu sebelumnya.

Namun, komentar dari beberapa pejabat bank sentral selama beberapa hari terakhir masih membuka kemungkinan kenaikan suku bunga tambahan, sehingga menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor.

"Informasi yang kita dapatkan antara sekarang dan akhir tahun mengenai imbal hasil dan data ekonomi yang berkaitan dengan resesi akan menjadi pertimbangan," kata Jason Ware, chief investment officer Albion Financial Group kepada Reuters.

Ware menyebut, pasar menilai pilihan The Fed adalah satu kenaikan atau tidak ada kenaikan lagi dengan kemungkinan terbesar tidak ada kenaikan lagi. Jika terjadi resesi, pasar saham akan memiliki valuasi berbeda. Tetapi jika tidak ada resesi, pasar mulai masuk bull.

Baca Juga: Begini Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Kamis (9/11)

Sementara itu, Ketua Fed Jerome Powell tidak mengomentari kebijakan moneter dalam pidato pembukaannya pada konferensi statistik bank sentral AS pada hari Rabu. Dia dijadwalkan untuk berbicara pada konferensi lain pada hari Kamis.

Imbal hasil US Treasury tenor panjang turun. Imbal hasil US Treasury tenor 10-tahun turun setelah lelang senilai US$ 40 miliar yang oleh para analis dianggap dapat diterima mengingat ukurannya yang meningkat.

Harga saham Eli Lilly naik 3,2% setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyetujui pengobatan penurunan berat badan dari produsen obat tersebut.

Harga saham Warner Bros Discovery anjlok 19% setelah konglomerat media dan hiburan tersebut mengatakan pemogokan di Hollywood dan pasar periklanan yang lemah dapat merugikan pendapatan tahun 2024. Harga saham Paramount Global pun melemah.

Harga saham Take-Two Interactive Software melonjak 5,2% setelah perusahaan mengatakan akan merilis trailer awal bulan depan franchise video game terlaris "Grand Theft Auto".

Pembuat kendaraan listrik Lucid Group anjlok 8,1% setelah memangkas perkiraan produksinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×