Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah pada hari Kamis, menghentikan kenaikan beruntun terpanjang untuk Nasdaq dan S&P 500 dalam dua tahun. Imbal hasil Treasury naik setelah lelang obligasi 30-tahun yang mengecewakan dan komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Kamis (9/11), Dow Jones Industrial Average turun 220,33 poin atau 0,65% menjadi 33.891,94. Indeks S&P 500 kehilangan 35,43 poin atau 0,81% menjadi 4.347,35. Nasdaq Composite melorot 128,97 poin atau 0,94% menjadi 13.521,45.
Penurunan tersebut menandai persentase penurunan satu hari terbesar bagi S&P dan Nasdaq sejak 26 Oktober, dan terbesar bagi Dow sejak 27 Oktober.
Powell mengatakan, para pejabat bank sentral tidak yakin suku bunga cukup tinggi untuk mengendalikan inflasi. Pengendalian inflasi juga mungkin tidak mendapatkan lebih banyak bantuan dari perbaikan pasokan barang, jasa dan tenaga kerja.
Baca Juga: Cermati Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Hari Jumat (10/10)
Saham-saham di bursa Amerika Serikat (AS) sudah melemah sebelum komentar Powell karena imbal hasil naik setelah lemahnya lelang obligasi Treasury 30-tahun senilai US$ 24 miliar. Permintaan masuk pada lelang surat utang negara AS sebesar 2,24 kali lipat dari penjualan obligasi. Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan terakhir naik 12,8 basis poin pada 4,636% setelah naik setinggi 4,654% pada hari itu.
“Powell meyakinkan pasar bahwa perjuangan melawan inflasi belum dimenangkan dan jika kondisi perekonomian memungkinkan, mereka tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga lagi,” kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities di New York kepada Reuters.
Pasar saham telah menguat karena melemahnya data ekonomi, termasuk laporan gaji bulanan, dan karena imbal hasil Treasury AS turun dari level tertinggi dalam beberapa tahun. Reli beruntun pasar saham terjadi di tengah pandangan bahwa pertemuan kebijakan terbaru The Fed mengisyaratkan bank sentral telah selesai dengan siklus kenaikan suku bunganya.
Baca Juga: IHSG Menguat Pada Kamis (9/11), Begini Proyeksinya untuk Jumat (10/11)
Setelah reli kuat di Wall Street minggu lalu, laju kenaikan melambat, dan penurunan pada hari Kamis mengakhiri kenaikan delapan sesi berturut-turut untuk S&P 500 dan sembilan sesi kenaikan berturut-turut untuk Nasdaq. Kedua indeks saham mencatat kenaikan beruntun yang terpanjang untuk masing-masing kenaikan sejak November 2021.
Sebagian besar pedagang bertaruh bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah tahun ini, bahkan setelah komentar Powell. Tetapi sekarang diperkirakan penurunan suku bunga akan dimulai pada tahun 2024, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Beberapa pengambil kebijakan telah mengambil sikap hawkish pada minggu ini untuk menghalangi ekspektasi penurunan suku bunga. Beberapa di antaranya menekankan pendekatan kebijakan yang bergantung pada data.
Baca Juga: Menilik Arah Pasar Jelang Pemilu 2024
Sementara itu, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran turun tipis pada minggu lalu menjadi 217.000. Data terbaru mengindikasikan PHK belum meningkat meskipun ada tanda-tanda pasar tenaga kerja yang melemah.
Kesebelas sektor utama S&P melemah, dipimpin oleh penurunan sektor kesehatan dan consumer discretionary dengan penurunan masing-masing sekitar 2%.
Harga saham Walt Disney melonjak 6,9% karena laba kuartalannya dan ketika para aktor Hollywood mencapai kesepakatan tentatif dengan studio-studio besar.
Di antara saham-saham lainnya, perusahaan semikonduktor Arm Holdings turun 5,2% karena perkiraan penjualan kuartal ketiga yang suram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News