Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa China anjlok pada Rabu (9/10) bersama dengan pasar Hong Kong.
Investor mengambil keuntungan dari reli tajam yang terhenti akibat kurangnya langkah-langkah stimulus kuat untuk memulihkan ekonomi.
Indeks acuan di China mencatatkan kerugian harian terbesar sejak awal pandemi COVID-19, meskipun ada pengumuman konferensi pers kementerian keuangan pada Sabtu (12/10) mendatang untuk merinci rencana stimulus fiskal.
Baca Juga: Saham Teknologi dalam Tren Melemah, Simak Rekomendasi Saham GOTO dan BUKA
Indeks Shanghai Composite turun 6,6% ke 3.258,86 poin, sedangkan indeks CSI300 yang berfokus pada saham-saham unggulan turun 7,1% ke 3.955,98 poin.
Kedua indeks mencatat kerugian satu hari terbesar sejak Februari 2020 dan juga menghentikan reli selama 10 hari berturut-turut.
Indeks Shenzhen yang lebih kecil berakhir turun 8,65%, sementara indeks ChiNext Composite yang berfokus pada start-up merosot 10,59% dan mencatatkan penurunan harian terbesar dalam sejarah.
Nilai transaksi di pasar saham A-share, yang mencakup saham yang terdaftar di Shanghai, Shenzhen, dan Beijing, mencapai 2,96 triliun yuan ($419,04 miliar) pada Rabu, turun dari rekor 3,485 triliun yuan sehari sebelumnya.
Baca Juga: Nikkei Jepang Ditutup Naik Berkat Saham Teknologi Rabu (9/10), Saham 7-Eleven Melesat
Analis pasar mengatakan para pejabat gagal memberikan rincian lebih lanjut mengenai langkah-langkah stimulus besar Beijing pada konferensi pers Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) yang sangat dinanti pada Selasa, sehingga membuat investor kecewa.
"Saya akan mengatakan pengumuman terbaru dari NDRC agak mengecewakan, terutama karena tidak ada banyak stimulus baru atau panduan ke depan yang jelas," kata Nori Chiou, direktur investasi di White Oak Capital.
Namun, dia menyebut bahwa penurunan saham pada Rabu tidak mengejutkan bagi banyak orang, mengingat reli kuat yang terjadi selama beberapa sesi sebelumnya.
Indeks Hang Seng Hong Kong juga ditutup turun 1,4% menjadi 20.637,24 poin, meskipun tetap menjadi salah satu pasar berkinerja terbaik di wilayah tersebut tahun ini setelah reli tajam dalam beberapa pekan terakhir.
Indeks Properti Daratan Hang Seng turun 3,27%, sementara saham teknologi kehilangan 1,17%.
Baca Juga: China akan Memaparkan Kebijakan Fiskal yang Paling Dinantikan Pasar Sabtu (12/10)
"Pasar secara luas mengantisipasi pengumuman stimulus fiskal bulan ini, dengan perkiraan sekitar 2-3 triliun yuan," kata Alvin Tan, kepala strategi FX Asia di RBC Capital Markets.
"Sentimen positif terhadap aset China belakangan ini didasarkan pada harapan akan paket stimulus fiskal besar, sehingga sentimen tersebut akan berubah cepat jika kita tidak mendapatkan paket yang sesuai dengan perkiraan tersebut."
Saham sektor pariwisata termasuk di antara yang paling merugi pada Rabu, setelah data menunjukkan bahwa pengeluaran selama liburan Golden Week belum pulih ke level sebelum COVID-19. Indeks yang melacak kinerja sektor ini turun 8,97%.
Saham perusahaan properti juga menjadi yang paling terpukul.
Indeks CSI300 Real Estate anjlok 9,94%, mencerminkan kekhawatiran berkelanjutan mengenai kekuatan pemulihan pasar properti China yang masih bermasalah.
Di tempat lain, kontrak berjangka FTSE China A50 yang diperdagangkan di Singapura turun sekitar 5,77%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News