kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,33   -7,16   -0.78%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reli berlanjut, minyak Brent naik ke US$ 59,57 dan WTI menjadi US$ 53,78 per barel


Kamis, 20 Februari 2020 / 10:04 WIB
Reli berlanjut, minyak Brent naik ke US$ 59,57 dan WTI menjadi US$ 53,78 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak mentah kembali reli


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah kembali meroket setelah naik hampir 1% pada Kamis (20/2). Penyebabnya, khawatir permintaan berkurang mulai memudar usai penurunan tajam dalam kasus virus corona di Provinsi Hubei. 

Mengutip Reuters, Kamis (20/2) pukul 09.30 WIB, harga minyak Brent kontrak April 2020 di ICE Futures naik 45 sen atau 0,8% ke US$ 59,57 per barel. Posisi ini melanjutkan penguatan setelah di hari sebelumnya berhasil melesat 2,4%. 

Setali tiga uang, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Maret 2020 di Nymex bertambah 49 sen atau 0,9% ke US$ 53,78 per barel. Pada Rabu (19/2), harga minyak WTI ditutup dengan penguatan 2,4%.

"Pelaku pasar mulai menyadari bahwa seburuk-buruknya kehancuran permintaan akibat corona virus, berkurangnya ekspor dari Libya mungkin dapat mengatasi pelemahan permintaan minyak," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago.

Baca Juga: Optimisme stimulus China bawa S&P 500 dan Nasdaq catatkan rekor penutupan tertinggi

Seperti diketahui, ketegangan di Libya yang telah menyebabkan pemblokiran pelabuhan dan ladang minyaknya tidak menunjukkan tanda-tanda akan segara berakhir. Sementara itu, sanksi AS terhadap anak perusahaan utama minyak Rusia, Rosneft untuk memotong minyak mentah Venezuela telah membantu menghidupkan kembali kekhawatiran pasokan minyak global.

"Libya mengekspor 1,2 juta barel per hari. Itu lebih dari perkiraan berkurangnya produksi sekitar 400.000 barel per hari menjadi 1 juta barel," kata Flynn.

Pemimpin Libya yang diakui secara internasional Fayez al-Serraj memupus harapan untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian pada Rabu (19/2) setelah Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar menembaki pelabuhan ibukota, yang dipegang oleh pemerintah al-Serraj.

Konflik yang sedang berlangsung telah memangkas ekspor minyak sebesar 1 juta barel per hari (bpd), sementara kerugian dari blokade minyak telah melebihi US$ 1,6 miliar.

"Ketegangan di Libya terus mengancam pasokan minyak. Terlebih, AS memberlakukan sanksi kepada produsen terbesar Rusia, yang dapat semakin memperketat pasokan ke pasar Asia. Kedua perkembangan ini dapat mengurangi kerugian permintaan akibat virus corona," kata ANZ Bank dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Rupiah melemah tipis menunggu keputusan suku bunga BI

Dalam kasus terbaru, Provinsi Hubei mengungkapkan, China memiliki 349 kasus baru yang dikonfirmasi kemarin. Ini terendah dalam lebih dari tiga minggu, sementara jumlah kematian meningkat 108, turun dari 132 hari sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×