kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Reksadana Tertekan Gejolak Ekonomi Global


Senin, 13 Juni 2022 / 14:00 WIB
Reksadana Tertekan Gejolak Ekonomi Global
ILUSTRASI. Setelah bergerak positif di beberapa bulan pertama di tahun 2022, IHSG mengalami tekanan dalam pada bulan Mei.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah bergerak positif di beberapa bulan pertama di tahun 2022, IHSG mengalami tekanan cukup dalam pada bulan Mei. Salah satu pemicunya adalah kebijakan Federal Reserve menaikkan suku bunga. 

Infovesta Utama dalam laporan mingguannya yang dirilis Senin (13/6) menuliskan bahwa pasar diperkirakan masih akan dipengaruhi isu negatif. Katalis tersebut akan datang dari sikap hawkish the Fed yang terhadap kenaikan suku bunga 50 bps untuk bulan Juni dan Juli. 

Selain itu, faktor pendukung sentimen negatif lainnya datang dari proyeksi inflasi Amerika Serikat yang tinggi. Belum lagi dengan kebijakan agresif dari European Central Bank (ECB) yang akan mengakhiri quantitative easing pada 1 Juli setelah 10 tahun menetapkan suku bunga rendah, sehingga berpeluang menaikkan suku bunga 25 bps pada akhir Juli. 

“Hal ini membuat pasar merespons negatif sehingga membuat pergerakan IHSG turun ke level 7.086,65 pada penutupan perdagangan pekan lalu,” tulis Infovesta Utama dalam risetnya. 

Baca Juga: AMII: Industri Reksadana Tidak Terlibat Kasus Jiwasraya

Sementara dari dalam negeri, Infovesta Utama menyebut, sentimen terkait inflasi, pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan proyeksi kebijakan moneter bulan ini masih membayangi pergerakan pasar sehingga investor lebih memilih untuk wait & see terhadap berbagai sentimen negatif di pasar. 

Selain itu, investor juga masih mewaspadai adanya ancaman perlambatan ekonomi global yang berpeluang menjadi stagflasi, yang mana dapat mengakibatkan penurunan yang dalam pada pasar saham dan surat hutang.

Di tengah berbagai isu yang mempengaruhi pergerakan pasar tersebut, Infovesta Utama menyebut bahwa pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) dan unit penyertaan (UP) reksadana yang cukup signifikan pada pengelolaan reksadana Indeks dan ETF. Peningkatan minat pada reksadana indeks dan ETF ini dinilai menjadi fenomena yang cukup menarik. Terlebih, di tengah penurunan yang terjadi pada pasar saham pada bulan Mei lalu seiring kebijakan The Fed untuk menaikkan suku bunga. 

Baca Juga: Cuan Reksadana Bisa Lebih Mekar di Akhir 2022, Begini Taktik Produk Jawara

Reksadana indeks dan ETF memang meracik portfolionya mengikuti alokasi pada indeks acuan sehingga investor yang tertarik untuk berinvestasi pada satu indeks tertentu dapat menjadikan reksadana indeks dan ETF sebagai kendaraan investasi.

Infovesta Utama menilai perkembangan industri reksadana tahun ini relatif terhambat seiring berbagai sentimen yang muncul di pasar. Beberapa di antaranya adalah kenaikan suku bunga dan ancaman resesi. Namun, tekanan terhadap pasar tersebut dapat menjadi peluang bagi investor untuk berinvestasi di harga yang lebih "murah".

“Oleh karena itu investor tetap harus mencermati perkembangan pasar untuk menemukan waktu yang tepat untuk kembali berinvestasi. Kenaikan suku bunga The Fed yang diekspektasikan terjadi pada bulan ini adalah salah satu contoh isu pasar yang perlu dicermati dengan lebih lanjut,” tutup Infovesta Utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×