Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Reksadana saham kembali menunjukan taji. Mengacu data Infovesta Utama, per Juli 2016, rata-rata return reksadana saham yang tercermin pada Infovesta Equity Fund Index melaju 3,87% (mom). Ini mengungguli kinerja reksadana lain.
Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo menjelaskan, pengesahan UU Pengampunan Pajak atawa tax amnesty menjadi amunisi utama bagi performa reksadana saham pada Juli 2016. Katalis positif lain, bersumber dari rilis data laporan keuangan emiten per triwulan II- tahun 2016.
“Datanya lebih baik dari kuartal sebelumnya dan pencapaian tahun lalu. Ini menambah gairah positif bagi pasar saham,” terangnya.
Di sisi lain, tidak ada tekanan berarti terhadap reksadana saham sepanjang bulan lalu. Ekonomi dunia masih melambat, tapi faktor domestik tetap mampu menopang performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkerek 3,97% (mom). Bahkan investor asing mencatatkan net buy Rp 24,87 triliun di bursa saham.
Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto menambahkan, sentimen positif juga berasal dari keputusan reshuffle kabinet. Pasar menyambut gembira pemilihan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.
Dari eksternal, sinyal dovish dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed membawa angin segar. Rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed memang kian memudar pasca Inggris keluar dari Uni Eropa. Memang performa rata-rata return reksadana saham lebih rendah dibandingkan IHSG pada Juli 2016.
“Sebagian manajer investasi kalah dengan pasar dalam meracik reksadana saham,” imbuhnya.
Direktur Investasi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Alvin Pattisahusiwa memproyeksikan, kinerja reksadana saham terus melaju seiring performa IHSG yang mengkilap. Apalagi Bank Indonesia (BI) berpeluang menurunkan suku bunga acuan 25 bps.
Maklum, inflasi dalam negeri cukup terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Indonesia mengalami inflasi sebesar 1,76% untuk periode Januari 2016 - Juli 2016. Apalagi postur fiskal dalam negeri terus membaik.
“Bank-bank sentral dunia besar peluang cenderung dovish,” jelasnya.
The Fed juga diprediksi baru akan merealisasikan rencana kenaikan suku bunga paling cepat pada kuartal kedua tahun 2017. Sehingga investor dunia akan mengalihkan dananya dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Alvin menduga, hingga akhir tahun 2016, IHSG berpotensi naik ke level 5.500 dari 5.361,58 per Senin (1/8). Serupa, Beben memprediksi sepanjang tahun 2016, return reksadana saham 13% - 20%.
Namun, ada dua tantangan domestik. Pertama, keberhasilan tax amnesty. Lancarnya pembangunan infrastruktur juga tergantung realisasi pencapaian pajak. Data terbaru menyebutkan, uang tebusan amnesti Rp 84,3 miliar dan deklarasi aset Rp 3,75 triliun.
Kedua, “Pasar juga akan melihat efektif tidaknya pergeseran menteri,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News