Reporter: Umi Kulsum | Editor: Yudho Winarto
Saham tetap moncer
Penguatan nilai tukar rupiah sepanjang Januari 2017 juga turut menjadi katalis positif bagi reksadana pendapatan tetap. Terlebih dalam sebulan terakhir, setidaknya Rp 20 triliun dana asing mengalir masuk ke pasar surat utang dalam negeri.
Mengacu data Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 30 Januari, porsi kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 686,36 triliun. Jumlah ini naik 3,09% dibandingkan posisi akhir tahun lalu, Rp 665,81 triliun.
Keadaan ini berbanding terbaik dengan outflow di pasar saham. Potensi kenaikan harga obligasi bertambah jika S&P menaikkan peringkat utang Indonesia.
Tapi, tampaknya reksadana pendapatan tetap tidak akan memegang posisi jawara terlalu lama. Para manajer investasi yakin reksadana saham bakal kembali jadi raja. "Mengingat kinerja emiten di tahun ini diprediksi lebih baik," ungkap Agus.
Selain itu, jika The Fed merealisasikan rencananya mengerek suku bunga tiga kali, investor asing yang masuk ke obligasi dalam negeri berpotensi keluar. Karena itu, Agus pun memprediksi rata-rata return reksadana saham di tahun ini bisa lebih kinclong dan mencapai 15%–18%.
Ini lebih tinggi ketimbang reksadana pendapatan tetap yang hanya 7%–9% dan reksadana campuran yang sebesar 12%–13,5%.
Proyeksi Soni pun serupa. Hitungan dia, return reksadana pendapatan tetap tahun ini sekitar 7%–9%. Sedangkan reksadana saham mampu memeri return lebih tinggi, yakni sekitar 11%–14%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News