kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Reksadana pendapatan tetap masih mantap


Jumat, 15 Juli 2016 / 08:09 WIB
Reksadana pendapatan tetap masih mantap


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Selama enam bulan pertama tahun ini, reksadana pendapatan tetap mencatatkan kinerja memuaskan. Mengacu data Infovesta Utama, per semester I 2016, rata-rata return reksadana pendapatan tetap yang tecermin dari Infovesta Fixed Income Fund Index sebesar 7,78%.

Sementara performa obligasi pemerintah, yakni Infovesta Government Bond Index tercatat 8,32%. Adapun obligasi korporasi yang terefleksikan pada Infovesta Corporate Bond Index di level 5,24%. Mega Dana Pendapatan Tetap meraih return tertinggi selama semester I 2016, yakni 16,58%.

Racikan Mega Capital Investama ini telah menghimpun dana lebih dari Rp 114,53 miliar. Posisi selanjutnya diraih Bahana Prime Income Fund dengan return 15,47%, diikuti Manulife Dana Tetap Utama sebesar 14,19%.

Direktur Investasi Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana menilai, faktor utama penyokong kinerja reksadana pendapatan tetap bersumber dari pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Sejak awal tahun 2016, BI sudah memangkas bunga acuan atau BI rate sebanyak empat kali, dengan total nilai 100 bps ke level 6,5%.

Amunisi tambahan berasal dari performa nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, sepanjang separuh pertama tahun ini, rupiah menguat 4,19% ke posisi Rp 13.210 per dollar AS. Apalagi, DPR telah mengesahkan Undang-Undang Tax Amnesty.

Kebijakan yang telah dinantikan pelaku pasar ini berpeluang menambah penerimaan pajak lebih dari Rp 160 triliun. "Walhasil harga obligasi naik, sehingga yieldnya turun," kata Jemmy.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai, kenaikan harga obligasi dan stabil menjadi penopang utama reksadana pendapatan tetap. Memang rata-rata return reksadana pendapatan tetap masih kalah dari Infovesta Government Bond Index.

"Meski demikian, biasanya asumsi return jangka panjang reksadana pendapatan tetap antara 7%-10% per tahun. Ini dicapai dalam enam bulan," kata dia.

Padahal rata-rata return reksadana pendapatan tetap selama 2015 hanya 3%. Rudiyanto memprediksi, return reksadana pendapatan tetap masih bisa naik 4%-5% di paruh kedua tahun ini. Dengan catatan, BI rate menciut 25 bps-50 bps lagi. Maklum, inflasi disinyalir terkendali sesuai target 3%-5%.

Tapi, jika BI rate tetap 6,5%, Rudiyanto menebak, peluang kenaikan return reksadana pendapatan tetap sebesar 2%-3%. Jemmy memperkirakan, sepanjang tahun 2016, reksadana pendapatan tetap mencetak return sekitar 15%. Penguatan rupiah serta ruang penurunan BI rate menjadi faktor utama yang menopang kinerja.

Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo memprediksi, ada faktor yang bisa menghambat reksadana berbasis surat utang. Dari domestik, pemulihan daya beli masyarakat masih menjadi ujian. Dari sisi eksternal, keluarnya Inggris dari Uni Eropa, perlambatan ekonomi global serta rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed menjadi tantangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×