kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Reksadana pendapatan tetap masih layak koleksi di tengah tekanan pasar obligasi


Kamis, 16 Mei 2019 / 09:50 WIB
Reksadana pendapatan tetap masih layak koleksi di tengah tekanan pasar obligasi


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap tengah berada dalam ancaman di tengah tren kenaikan yield Surat Utang Negara (SUN) akhir-akhir ini. Namun, instrumen ini dipandang masih menarik dikoleksi oleh investor.

Seperti yang diketahui, yield SUN dalam beberapa pekan terakhir mengalami tren kenaikan. Selasa (14/5) lalu yield SUN 10 tahun yang tercatat di IBPA menembus level 8,05% sebelum akhirnya turun kembali ke level 7,97% sehari berselang.

Sementara itu, kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap juga tengah menurun. Bulan April lalu, Infovesta Fixed Income Fund Index yang menjadi acuan bagi kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap terkoreksi 0,17% (mom).

Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management Markam Halim mengaku, kinerja reksadana pendapatan tetap masih rentan tertekan akibat ketidakpastian global seperti perang dagang antara AS dan China. Sentimen ini berpengaruh negatif bagi pasar obligasi domestik karena yield SUN bergerak naik sedangkan harganya turun.

Presiden Direktur BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma juga menilai, dalam jangka pendek volatilitas di pasar obligasi Indonesia akan membuat kinerja reksadana pendapatan tetap sulit untuk bangkit.

Namun, karena reksadana ini dapat diposisikan sebagai instrumen jangka menengah hingga panjang, investor tetap dapat beli. Justru, kesempatan untuk membeli reksadana pendapatan tetap sangat terbuka ketika yield berada di level yang tinggi. Dengan begitu, harga per unit yang mesti dipenuhi oleh investor menjadi lebih murah.

Lagi pula, sentimen negatif yang terjadi saat ini hanya berlangsung secara jangka pendek dan tidak berpengaruh besar terhadap fundamental ekonomi Indonesia. “Dalam jangka menengah dan panjang fundamental Indonesia masih solid, sehingga investor tidak perlu khawatir untuk masuk ke pasar,” ungkap Vivian kepada Kontan.co.id, Selasa (14/5) lalu.

Hanya memang, karena risiko di pasar obligasi Indonesia tengah meningkat, ia menyarankan agar investor lebih memperhatikan lagi profil risikonya ketika hendak membeli reksadana pendapatan tetap. Upaya diversifikasi dengan produk investasi lainnya yang lebih aman dapat menjadi pilihan bagi investor di tengah ketidakpastian pasar.

Fund Manager Insight Investment Management Genta Wira Anjalu mengatakan, investor perlu memperhatikan entry level yield SUN ketika melakukan pembelian reksadana pendapatan tetap. Hal ini cukup penting lantaran semakin tinggi yield SUN maka semakin baik bagi investor untuk masuk ke pasar.

Selain itu, investor juga perlu mencermati karakteristik tiap reksadana pendapatan tetap. Bila investor mampu menahan investasinya secara jangka panjang, maka reksadana pendapatan tetap yang portofolionya didominasi oleh SUN dapat dipertimbangkan.

Sebaliknya, jika jangka waktu investasi yang dilakukan investor lebih pendek, maka reksadana pendapatan tetap yang mayoritas portofolionya berupa obligasi korporasi bisa menjadi pilihan.

“Di tengah ketidakpastian yang terjadi saat ini, cukup sulit untuk membaca arah pasar ke depan sehingga penentuan karakter reksadana pendapatan tetap dan jangka waktu investasi sangat penting bagi investor,” pungkas Genta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×