kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.064   79,88   1,14%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,41   1,52%
  • ISSI 214   1,45   0,68%
  • IDX30 423   6,94   1,67%
  • IDXHIDIV20 509   7,44   1,48%
  • IDX80 120   1,74   1,47%
  • IDXV30 125   0,49   0,40%
  • IDXQ30 141   1,96   1,41%

Prospek jawara reksadana pasar uang periode lima tahun


Sabtu, 11 Mei 2019 / 14:30 WIB
Prospek jawara reksadana pasar uang periode lima tahun


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Imbal hasil yang stabil jadi pertimbangan investor yang ingin membiakkan uangnya dalam jangka panjang. Tentu, bukan cuma stabil, tapi juga bisa sekaligus mendekap return yang oke punya, di atas bunga deposito perbankan.

Pilihannya, bisa jatuh ke reksadana pasar uang. Antony Dirga, Direktur Utama PT Trimegah Asset Management, mengatakan, reksadana berbasis instrumen pasar uang memang memberikan imbal hasil paling stabil dan lebih menarik dibanding bunga deposito.

“Ketidakpastian perekonomian global dan domestik juga cenderung membuat investor memilih reksadana dengan risiko lebih rendah,” katanya.

Dalam lima tahun belakangan, banyak produk reksadana pasar uang yang mencetak imbal hasil total di atas 35%. Sebut saja, Bahana Dana Likuid. Produk besutan PT Bahana TCW Investment Management ini menorehkan imbal hasil hingga 40,49%, sekaligus jawara reksadana pasar uang periode lima tahun versi Infovesta Utama.

Lalu, ada Manulife Indonesia Money Market Fund yang menempati peringkat keempat. Sepanjang lima tahun terakhir, produk racikan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini mengukir imbal hasil sebesar 39,75%.

Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama, memprediksikan, imbal hasil reksadana pasar uang tahun ini bakal lebih tinggi ketimbang raihan di tahun lalu, yakni di kisaran 5,5% hingga 6%. Sementara imbal hasil tahun lalu 4,5%.

Salah satu pendorongnya adalah, bunga deposito yang sedang mekar seiring kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang tahun lalu naik beberapa kali menjadi 6%. Tambah lagi, saat ini obligasi rata-rata memberikan imbal hasil sebesar 7%.

Senada, Rudiyanto, Direktur PT Panin Asset Management, memperkirakan bahwa imbal hasil reksadana pasar uang di 2019 sekitar 5% sampai 6%, menyusul bunga deposito yang berkembang. “Kemungkinan BI cenderung menjaga suku bunga acuan di awal tahun ini, kemungkinan baru ada perubahan di semester kedua,” ujarnya.

Pas buat milenial  

Dengan perkiraan imbal hasil 5%–6% di tahun politik, reksadana pasar uang bisa menyedot generasi milenial untuk berinvestasi.

Apalagi, Alvin Pattisahusiwa, Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi, menambahkan, reksadana pasar uang lebih likuid dibandingkan dengan deposito dan tidak harus menunggu hingga jatuh tempo. “Investor bisa menarik dana kapan saja,” tegas dia.

Keunggulan lain: reksadana pasar uang tidak memungut biaya pembelian dan penjualan kembali. Sehingga, cocok untuk generasi milenial.

Betul. Antony bilang, reksadana pasar uang sangat pas untuk kawula muda. Sebab, risikonya lebih rendah sehingga kaum milenial yang baru saja memasuki dunia kerja atau belum punya pendapatan tetap bisa menjadikan reksadana pasar uang sebagai salah satu kendaraan investasi mereka.

Sudah begitu, untuk berinvestasi di reksadana pasar uang, investor bisa memulai dengan Rp 100.000. “Dengan fasilitas redemption T+1 (pencairan dana satu hari setelah transaksi) yang ditawarkan reksadana pasar uang seperti Trim Kas 2, mereka bisa memenuhi kebutuhan mendadak yang mungkin timbul,” imbuh Antony.

Nah, sebagai bahan pertimbangan Anda memilih, berikut strategi sejumlah produk yang masuk 10 besar reksadana pasar uang periode lima tahun terbaik versi Infovesta Utama:

  • Mega Dana Kas

Produk ramuan PT Mega Capital Investama ini mencetak imbal hasil total 39,03% selama lima tahun terakhir. Tahun ini, manajer investasi yang memisahkan diri (spin off) dari PT Mega Capital Sekuritas ini memperkirakan, return Mega Dana Kas 6,2%.

Untuk mengejar proyeksi imbal hasil itu, Mega Investama bakal menempatkan dana kelolaan produknya ke deposito dan obligasi korporasi. Mereka akan menaruh dana di deposito bank umum kelompok usaha (BUKU) III.

Sedang penempatan di surat utang perusahaan, Mega Investama memilih obligasi korporasi yang memiliki rating A dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

“Selain untuk memenuhi target imbal hasil Mega Dana Kas di tahun ini, juga untuk kebutuhan yield enhancer agar produk Mega Investama bisa bersaing dengan produk manajer investasi lain,” kata Tim Investasi Mega Investama dalam pernyataan tertulis kepada KONTAN.

Tertarik? Investasi minimal produk yang meluncur September 2006 tersebut Rp 100.000. Mega Dana Kas tidak mengutip biaya pembelian dan penjualan kembali. Sedang biaya jasa pengelolaan maksimal 1%.

  • Trim Kas 2

Dalam lima tahun terakhir, produk buatan Trimegah Asset menghasilkan imbal hasil mencapai 37,7%. Untuk tahun ini, Trim Kas 2 menawarkan imbal hasil berkisar 5% hingga 6%, dengan target nett return sebesar 5,7%. Sepanjang Januari–Februari lalu, produk ini sudah mencetak imbal hasil 0,95%.

Demi mencapai target itu, anak usaha PT Trimegah Securities Tbk tersebut akan menginvestasikan sebagian besar dana kelolaan produknya pada obligasi korporasi tenor di bawah satu tahun dan rating minimal A. Ini untuk memastikan kestabilan kinerja Trim Kas 2.

Terlebih, Antony menyampaikan, pajak atas kupon obligasi hanya 5%, lebih rendah dari bunga deposito yang mencapai 20%. “Untuk menjaga likuiditas, khususnya dalam memenuhi permintaan redemption T+1 dari nasabah, kami juga menempatkan dana di deposito,” tambah Antony.

Dalam penempatan obligasi korporasi, Trimegah Asset bakal menyebar dana kelolaan Trim Kas 2 ke berbagai sektor. Misalnya, perusahaan pembiayaan atau multifinance, perbankan, konsumer, telekomunikasi, infrastruktur.

Sementara pilihan deposito manajer investasi yang beroperasi semenjak 2011 ini adalah bank BUKU III dan IV dengan kinerja keuangan yang baik. Contoh, memiliki rasio sehat pada kredit bermasalah (NPL), kecukupan modal (CAR), serta likuiditas (LDR).

Dengan tawaran imbal hasil dan strategi investasi tersebut, Trimegah Asset memasang target dana kelolaan Trim Kas 2 bertambah menjadi Rp 3 triliun di akhir tahun nanti. Per akhir Februari lalu, dana kelolaan produk yang rilis ke pasar pada April 2011 lalu itu sebanyak Rp 2,22 triliun.

Buat yang berminat, pembelian awal dan selanjutnya Trim Kas 2 minimal Rp 100.000. Produk ini tidak mengenakan biaya pembelian dan penjualan. Tapi, ada biaya pengalihan maksimal 3% per tahun.

  • Manulife Indonesia Money Market Fund

Tahun ini, Manulife Aset menargetkan imbal hasil untuk produk reksadana pasar uang gacoan mereka itu sekitar 5%. Sama dengan produk reksadana pasar uang lainnya, manajer investasi yang berdiri 1996 silam ini menaruh dana kelolaan Manulife Indonesia Money Market Fund di deposito dan obligasi tenor di bawah satu tahun.

“Porsinya, sebanyak 60% dana kelolaan kami tempatkan di deposito, sisanya di obligasi,” ucap Ezra Nazula, Director and Chief Investment Officer,
Fixed Income
Manulife Aset.

Analisis menjadi kunci Manulife Aset dalam pengelolaan dana kelolaan produknya. Sebelum masuk ke instrumen pasar uang, tim investasi mereka akan menganalisis dan memperhitungkan deposito bank serta obligasi korporasi mana saja yang memberikan imbal hasil merekah tapi dengan risiko rendah.

Yang jelas, Ezra mengungkapkan, Manulife Aset memilih menempatkan dana kelolaan Manulife Indonesia Money Market Fund di deposito bank besar.

Soalnya, bank kelompok ini memiliki kinerja keuangan yang stabil, sesuai dengan karakter investor pasar uang. “Kami mengambil sikap konservatif dalam pengelolaan dana produk kami,” ungkap dia.

Untuk penempatan dana kelolaan di obligasi korporasi, Manulife Aset juga melihat kinerja keuangan perusahaan dan underlying asset-nya. Ini untuk memastikan surat utang tersebut layak beli. Sektor usaha yang jadi pilihan: keuangan dan telekomunikasi.

Namun, Ezra menambahkan, tidak menutup kemungkinan Manulife Aset melakukan trading obligasi korporasi koleksi mereka untuk mendekap imbal hasil yang lebih tinggi. Tentu, strategi ini sangat tergantung dari kondisi dan situasi di pasar surat utang.

Yang juga jadi pegangan Manulife Aset dalam melakoni trading ialah, karakter investor reksadana pasar uang yang lebih mengutamakan mendapatkan rimbal hasil konsisten. Jadi, “Kami lebih sedikit trading. Tetapi kalau menarik, kami akan memanfaatkan trading tersebut,” terang Ezra.

Yang tertarik, investasi awal Manulife Indonesia Money Market Fund minimal Rp 20 juta dan selanjutnya Rp 5 juta. Tidak ada biaya untuk pembelian ataupun penjualan kembali.

Lantaran reksadana pasar uang sangat cocok untuk investor pemula, Manulife Aset berharap, dana kelolaan produknya yang meluncur Mei 2008 itu bisa meningkat.

Hingga akhir tahun lalu, asset under management (AUM) seluruh produk reksadana pasar uang mereka total sebesar Rp 3,2 triliun. Adapun keseluruhan dana kelolaan Manulife Aset mencapai Rp 68,1 triliun.

  • Mandiri Kapital Prima

Produk racikan PT Mandiri Manajemen Investasi ini mengincar investor institusi. Tidak ada pungutan biaya pembelian dan penjualan kembali untuk Mandiri Kapital Prima. Yang ada imbal jasa manajer investasi dan bank kustodian masing-masing maksimal 1,5% dan 0,15% per tahun.

Selama lima tahun terakhir, Mandiri Kapital Prima memberikan imbal hasil total 37,57% atau 0,48% per bulan. Tahun ini, Mandiri Investasi memproyeksikan, imbal hasil produknya yang meluncur Mei 2016 itu sebesar 6,5%.

Prediksi imbal hasil tersebut dengan pertimbangan: bank menawarkan bunga deposito 6,5% sampai 8% per tahun. “Seluruh dana kelolaan kami tempatkan di deposito,” sebut Alvin.

Deposito bank BUKU II dan III menjadi “sarang” penempatan dana kelolaan Mandiri Kapital Prima. “Karena, rate (bunga deposito) di bank ini lebih kompetitif dibanding bank BUKU 4,” kata Endang Astharanti, Direktur Mandiri Investasi.

Sudah barang tentu, tidak sembarangan bank jadi pilihan Mandiri Investasi. Tim analisis kredit mereka akan menganalisis lebih dulu kinerja keuangan masing-masing bank untuk meminimalisir risiko.

Nah, lantaran semua dana kelolaan ada di deposito, Alvin mengklaim, Mandiri Kapital Prima tahan banting. Pasalnya, deposito punya risiko lebih kecil ketimbang obligasi. Targetnya, dana kelolaan produk itu bertambah  jadi Rp 300 miliar di 2019.

Sejatinya, Astharanti menambahkan, reksadana pasar uang lebih sesuai untuk tujuan investasi jangka pendek. Tapi, jika profil risiko (risk profile) investor sangat konservatif, maka bisa menjadikannya buat investasi jangka panjang.

Silakan Anda timang.

Pemenang Reksadana Pasar Uang 5 Tahun
Rangking    Nama Produk    Nama MI    Skor Akhir*
1    Bahana Dana Likuid    PT Bahana TCW Investment Management     31,6
2    Mega Dana Kas    PT Mega Capital Investama    29,8
3    Trim Kas 2    PT Trimegah Asset Management    29,2
4    Manulife Indonesia Money Market Fund (D/H Manulife Flexinvest Plus)    PT Manulife Asset Management Indonesia    27,4
5    BNI-AM Dana Likuid    PT BNI Asset Management    27,0
6    Maybank Dana Pasar Uang    PT Maybank Asset Management    25,8
7    Mandiri Kapital Prima    PT Mandiri Manajemen Investasi    24,8
8    CIMB-Principal Cash Fund    PT CIMB Principal Asset Management    23,8
9    Batavia Dana Kas Maxima    PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen    23,2
10    Nikko Indonesia Money Market Fund    PT Nikko Securities Indonesia    20,2
* Hasil pemeringkatan Reksadana Terbaik 2018                           Sumber: Infovesta Utama   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×