Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan reksadana pasar uang sejak awal tahun hingga periode April 2018 tumbuh paling tinggi di antara jenis reksadana lainnya.
Berdasarkan data Infovesta Utama per April 2018, dana kelolaan industri reksadana mencapai Rp 481 triliun. Jumlah tersebut tidak termasuk dana kelolaan reksadana penyertaan terbatas dan reksadana dollar AS. Dari jumlah tersebut, kelolaan reksadana pasar uang mencapai Rp 71 triliun, tumbuh paling tinggi yakni 37% secara year to date (ytd).
Pertumbuhan bulanan dana kelolaan reksadana pasar uang juga masih yang terbesar, yaitu mencapai 14%.
Sebagai perbandingan dana kelolaan reksadana exchanged traded fund (ETF) tumbuh 28% ytd. Menyusul, pertumbuhan kelolaan reksadana saham sebesar 12%. Sedangkan, kelolaan reksadana pendapatan tetap turun 1,9% dan reksadana campuran turun 5,2%.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, dana kelolaan reksadana pasar uang bisa konsisten tumbuh paling tinggi karena investor ritel dan institusi banyak menjadikan reksadana pasar uang sebagai alternatif investasi di tengah kondisi pasar saham dan obligasi yang sedang bergejolak.
"Sebagian investor yang menahan diri masuk ke reksadana saham dan pendapatan tetap, memakirkan dana terlebih dahulu di reksadana pasar uang," kata Wawan, Rabu (16/5).
Ia memproyeksikan tahun ini, reksadana pasar uang masih akan jadi primadona di industri reksadana. Pertumbuhan baik secara persentase maupun nominal di reksadana pasar uang masih bisa tumbuh tinggi. Apalagi, kini kuat kemungkinan Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan.
Jika benar suku bunga acuan BI naik, Wawan mengatakan hal itu akan menambah katalis positif reksadana pasar uang. Ia menghitung, jika suku bunga naik 50 basis poin menjadi 4,75%, diproyeksikan kinerja reksadana pasar uang di akhir tahun bisa mencapai 5%. "Suku bunga naik otomatis bunga deposito naik dan menguntungkan reksadana pasar uang yang menaruh sebagaian besar aset di deposito," kata Wawan.
Sentimen ini tentu membuat investor semakin tertarik masuk ke reksadana pasar uang. Wawan memproyeksikan hingga akhir tahun ini, pertumbuhan dana kelolaan reksadana pasar uang masih akan besar dan bisa mencapai Rp 100 triliun di akhir tahun ini.
Lanjut Wawan, dana kelolaan industri reksadana di akhir tahun juga berpotensi tumbuh hingga Rp 550 triliun. Angka tersebut disumbang dari proyeksi pertumbuhan reksadana saham yang bisa mencapai Rp 200 triliun, reksadana pendapatan tetap mencapai Rp 125 triliun dan reksadana campuran mencapai Rp 30 triliun.
Ia menyarankan investor untuk tetap menyesuaikan lama waktu investasi serta risiko. Bagi investor jangka panjang, saat yang tepat masuk ke reksadana saham, sedangkan bagi investor yang memilih risiko rendah dan jangka waktu pendek bisa masuk ke reksadana pasar uang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News