kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Reksadana Pasar Uang Bisa Diandalkan Investor di Tahun Politik


Kamis, 01 Februari 2024 / 20:46 WIB
Reksadana Pasar Uang Bisa Diandalkan Investor di Tahun Politik
ILUSTRASI. Pemilu pada tahun 2024 menjadi salah satu sentimen yang berdampak pada prospek pasar modal Indonesia.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2024 menjadi salah satu sentimen yang berdampak pada prospek pasar modal Indonesia sepanjang tahun ini. Investor diimbau untuk jeli dalam menyusun portofolio investasi guna menagkap peluang cuan di tahun politik ini.

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi mengatakan, portofolio investasi yang bisa jadi andalan investor atau yang paling menarik di bulan Pemilu seperti saat ini adalah reksadana pasar uang. Pasalnya, jenis reksadana tersebut memiliki risiko yang rendah, karena mayoritas portofolionya berupa instrumen pasar uang seperti deposito, sertifikat deposito, obligasi jangka pendek, dan surat berharga negara (SBN) jangka pendek.

Menurut dia, reksadana pasar uang juga memberikan imbal hasil yang stabil, karena tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar saham atau pasar obligasi jangka panjang. Selain itu, reksadana pasar uang memiliki likuiditas yang tinggi, karena dapat dicairkan kapan saja.

"Sehingga reksadana pasar uang cocok untuk investor yang ingin berinvestasi dalam jangka waktu pendek, misalnya untuk menampung dana darurat, menabung untuk tujuan tertentu, atau menunggu momentum yang tepat untuk berinvestasi di instrumen lain," ujar Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (1/2).

Baca Juga: IHSG Melemah 0,09% Hari Ini, Simak Proyeksi Untuk Jumat (2/2)

Kemudian, Reza menilai bahwa reksadana pasar uang dapat menjadi alternatif bagi investor yang ingin menghindari ketidakpastian politik yang dapat mempengaruhi kinerja pasar saham atau pasar obligasi jangka panjang.

"Reksadana pasar uang juga dapat menjadi diversifikasi portofolio investasi, untuk mengurangi risiko dan meningkatkan return," kata dia. 

Reza mengatakan, untuk target harga reksadana pasar uang HPAM sendiri di tahun 2024 adalah Rp 1.609.1866  per unit. Target ini didasarkan pada asumsi imbal hasil tahunan sebesar  4,7%. Target ini juga didasarkan pada harga unit reksadana per 31 Januari 2024, yaitu Rp 1.536.95 per unit

Baca Juga: Simak Rekomendasi Portofolio Investasi yang Bisa Diandalkan pada Tahun Politik

Kinerja Reksadana Diprediksi Tumbuh Positif pada 2024

Selain itu, Reza memproyeksikan kinerja reksadana akan tumbuh positif di tahun ini. Hal tersebut didorong oleh kinerja reksadana pasar uang yang berpotensi besar meningkat di 2024, karena memiliki risiko yang paling rendah di antara jenis reksadana lainnya, meski pun memiliki potensi imbal hasil yang paling sedikit.

Reza juga menuturkan, reksadana pasar uang juga memiliki proyeksi return sekitar 4.75%-5.25% di tahun 2024. Asumsi yang digunakan adalah suku bunga pasar uang rata-rata sekitar 5%-5.5% dan inflasi sekitar 3.5%-4%.

Sedangkan jenis reksadana yang berpotensi menawarkan return tinggi di tahun 2024, menurut Reza adalah reksadana saham dan reksadana saham syariah. Sentimennya adalah adanya dampak dari pemulihan ekonomi dan kinerja sektor-sektor pilihan. 

“Sementara beberapa faktor yang dapat memengaruhi kinerja reksadana di tahun 2024 adalah kebijakan moneter global dan domestik, dinamika politik, dan kinerja emiten,” tuturnya.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,09% Kamis (1/2), Simak Prediksi Esok

Di sisi lain, Reza menjelaskan strategi investasi reksadana di Kuartal I-2024 ini, yaitu, tetap lakukan diversifikasi aset, yaitu menyebar investasi ke berbagai jenis reksadana, untuk mengurangi risiko dan meningkatkan potensi imbal hasil. 

Kemudian, memanfaatkan momentum pasar, yaitu memperhatikan perkembangan dan sentimen pasar, baik global maupun domestik, untuk menentukan waktu yang tepat untuk masuk atau keluar dari investasi reksadana.

“Tak hanya itu, investor juga bisa sesuaikan dengan profil risiko, yaitu memilih jenis reksadana yang sesuai dengan toleransi dan kapasitas risiko masing-masing investor, serta tidak tergoda oleh imbal hasil yang tidak realistis,” tandas Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×