kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Reksadana Emco bermasalah, manager investasi lain masih optimistis


Selasa, 28 Januari 2020 / 10:45 WIB
Reksadana Emco bermasalah, manager investasi lain masih optimistis
ILUSTRASI. Reksadana saham Emco bermasalah


Reporter: Muhammad Kusuma | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib Emco Asset Management yang tengah bermasalah dengan penurunan nilai aktiva bersih (NAB) pada reksadana sahamnya tak membuat manager investasi lainnya gentar. 

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan, untuk saat ini kinerja reksadana saham Avrist masih cukup mumpuni. Terlebih dalam pemilihan portofolionya, Avrist memperhitungkan faktor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), fundamental bisnis, valuasi perusahaan hingga faktor makro ekonomi baik dalam maupun luar negeri.

Selain itu portofolio reksadana saham Avrist juga disusun dengan perancangan yang matang sehingga reksadana saham mereka masih memiliki kinerja yang baik.

Baca Juga: OJK tegaskan Emco harus cabut larangan redemption

"Karena portofolionya mayoritas berisi saham dengan kapitalisasi besar yang relatif fundamental, valuasi dan likuiditasnya baik sehingga kasus seperti itu tidak terpengaruh," kata dia, Selasa (28/1).

Setali tiga uang, Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Yulius Manto pun menyebut, penempatan portofolio yang baik akan menjamin kinerja produk reksadananya. 

Karena itu, Batavia Prosperindo menegaskan hanya berinvestasi pada saham yang memiliki fundamental yang baik serta valuasi menarik.

Baca Juga: Minim penerbitan baru, MI optimistis reksadana saham masih prospektif




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×