kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana Berbasis ESG, Ini Kata Infovesta Utama


Kamis, 19 Mei 2022 / 11:20 WIB
Reksadana Berbasis ESG, Ini Kata Infovesta Utama
ILUSTRASI. Reksadana.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi pada emiten yang mengedepankan aspek-aspek lingkungan, sosial dan tata kelola atau yang dikenal environment, social, and governance (ESG) dinilai masih akan menjadi alternatif investasi bagi investor.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan jika dilihat dari dana kelolaan reksadana berbasis ESG pergerakan tahun 2022 masih menunjukkan positif.

"Dimana perkembangan reksadana ESG tahun 2022 ini cukup positif melihat dari beberapa saham terus mengalami kenaikan seperti saham Unilever," ucap Wawan kepada Kontan.co.id Rabu (18, 5).

Menurut Wawan di Indonesia investasi reksadana hanya fokus ke hasil kinerja. Seperti saat saham-saham ESG lagi bagus mungkin bisa lebih menarik tapi kalau tidak maka akan beralih ke yang lainnya.

Baca Juga: Investasi Reksadana Berbasis ESG Bukan Hanya Bersifat Seasonal

Wawan mengatakan dari sisi investor paling tidak ESG menjadi salah satu strategi untuk memilih saham karena index ESG berisi saham-saham yang mirip dengan IDX30 dan LQ45.

Wawan menjelaskan reksadana ESG bisa menjadi menguntungkan ketika reksadananya memiliki eksposur pada sektor yang sedang dilirik oleh para investor.

"Tetapi jika reksadana ESG tidak memiliki eksposur dan kinerjanya tidak setinggi reksadana yang lainnya bisa menjadi hal yang tidak menarik," ucap Wawan.

Secara fundamental sentimen yang mempengaruhi kinerja reksadana ESG masih sama dengan yang lainnya. "Lantaran reksadana ESG pada intinya adalah saham, ketika bicara saham maka prospek kinerja di masa yang akan datang bagaimana, berapa pendapatannya dan bagaimana pertumbuhannya," ungkap Wawan.

Wawan menyampaikan sektor yang masih paling menguntungkan berasal dari sektor perbankan, tambang dan telekomunikasi yang bisa menjadi pilihan untuk melakukan defensif ketika tiba-tiba ada gelombang pandemi kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×