Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Fenomena lonjakan harga saham yang fantastis tak cuma terjadi pada saham-saham gurem. PT Astra International Tbk (ASII), penggerak utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pun mencetak sejarah baru. Kemarin (15/9), harga saham emiten otomotif ini mencetak rekor tertinggi di Rp 57.800 per saham. Alhasil, kapitalisasi pasar saham ASII kini mencapai Rp 233,99 triliun, terbesar di antara emiten lainnya.
Jika dibandingkan hari terakhir sebelum libur Lebaran (7/9), harga saham ASII tersebut memang cuma naik 8,04%. Tapi sepanjang 2010 ini, harga saham ASII telah meroket 66,57%. Sebab, pada tutup tahun 2009, harganya masih Rp 34.700 per saham.
Wakil Kepala Riset Valbury Asia Future Nico Omer Jonckheere menduga, harga saham ASII meroket karena penjualan ASII dari sektor otomotif ternyata melebih ekspektasi pasar. "Hanya dari sektor alat berat yang cenderung stagnan," kata Nico, Rabu (15/9).
Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang menimpali, investor menyukai struktur pendapatan ASII yang tak melulu dari sektor otomotif. "CPO dan alat berat membuat keuntungan Astra jadi meningkat dua kali lipat," ujarnya.
Kedua analis melihat, harga saham ASII akan kembali melesat karena emiten ini memiliki fundamental yang baik. Apalagi, kas ASII saat ini mencapai Rp 11 triliun.
Edwin berani bertaruh, harga saham ASII akan melaju ke Rp 63.000 per saham di akhir tahun.
Seiring dengan lonjakan harga ini, Nico meramalkan, isu lama soal stock split atau pemecahan saham ASII akan kembali mengemuka. "Jika mendekati Rp 100.000 per saham, isu stock split bisa muncul lagi dan mengerek harga saham ASII ke posisi di atas Rp 100.000," ujarnya.
Namun, menurut Edwin, stock split tidak menjadi isu penting atau darurat yang harus ASII lakukan. Mengingat saham ASII saat ini sudah termasuk saham eksklusif, "Investor akan semakin tertarik pada saham ini walaupun harganya meroket," kata Edwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News