Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) membukukan kinerja yang solid hingga September 2024. Rencana peluncuran proyek baru di akhir tahun menjadi katalis yang menambah prospek positif Ciputra.
Emiten properti ini mencatatkan kenaikan laba bersih 11,99% YoY menjadi Rp 1,40 triliun. Pendapatan juga naik 8% secara tahunan menjadi Rp 7,1 triliun.
Analis Phintraco Sekuritas Nurwachidah mencermati kinerja positif CTRA didorong oleh segmen pengembangan properti yang tumbuh 6,3% YoY dan segmen recurring yang tumbuh 13,87% YoY.
"Kedua segmen ini berkontribusi masing-masing sebesar 76% dan 24% terhadap pendapatan CTRA," jelas Nurwachidah dalam riset pada 6 November 2024 lalu.
Baca Juga: Ini Saham-Saham yang Banyak Dikoleksi Asing Kemarin Saat IHSG Tertekan
Di sisi lain, beban pokok penjualan (COGS) meningkat 6,5% YoY menjadi Rp3,7 triliun. Dengan demikian, CTRA membukukan margin laba kotor sebesar 48,08% dan margin laba bersih sebesar 19,7% pada sembilan bulan pertama 2024.
Dari sisi marketing sales, CTRA juga melanjutkan pencapaian dengan tren kenaikan 11% menjadi Rp8,7 triliun. Nilai ini setara dengan 78% dari target marketing sales akhir 2024.
Portofolio produk CTRA yang tersebar di berbagai wilayah memberikan keunggulan dan membantu menjaga stabilitas pemasukan perusahaan. Hingga September 2024, CTRA memiliki 89 proyek di 34 kota di Indonesia, dengan kontribusi marketing sales terbesar berasal dari Jabodetabek sebesar 39%, diikuti Surabaya Raya 23%, dan Sumatra 20%.
Peluncuran 1.351 unit properti juga berkontribusi 33% terhadap marketing sales. Adapun unit yang diluncurkan didominasi oleh Citraland Kota Deli Megapolitan (KDM) di Sumatra sebanyak 379 unit dengan segmentasi pasar kelas menengah dan atas-menengah, serta lokasi strategis di jalur lintas Sumatra dengan harga rata-rata per unit sebesar Rp 2,7 miliar.
Baca Juga: Kinerja Marketing Sales Emiten Properti Variatif, Simak Rekomendasi Sahamnya
Pendapatan dari pusat perbelanjaan tumbuh 14% YoY dengan net leasable area sebesar 258.000 meter persegi dan tingkat okupansi rata-rata sebesar 90% pada sembilan bulan 2024 dibandingkan dengan 89% pada sembilan bulan 2023. Recurring income CTRA berasal dari pusat perbelanjaan sebesar 37% dan fasilitas kesehatan 32%.
Analis JP Morgan, Henry Wibowo melihat pertumbuhan kinerja tersebut bahkan melampaui pertumbuhan pra penjualan gabungan dari 4 pengembang properti. Henry memperkirakan kinerja positif ini akan berlanjut hingga akhir tahun 2024.
Selain itu, rencana peluncuran pada akhir tahun terlihat kuat dengan target pra penjualan tambahan sebesar Rp 1,5 triliun - Rp 1,8 triliun. Adapun proyek utama dari peluncuran tersebut meliputi Lake Villa dan Elaia Fase 2 di Serpong, Emerlad di Surabaya.
Namun perlu diwaspadai katalis yang dapat menekan CTRA. Henry mengungkapkan pertumbuhan pendapatan perusahaan yang melambat dari 13% pada semester pertama 2024 menjadi 8% pada sembilan bulan pertama 2024 meningkatkan risiko perusahaan tidak mencapai target pendapatan untuk FY24, karena hingga sembilan bulan 2024, pendapatan baru mencapai 71% dari panduan yang ditetapkan.
Baca Juga: CTRA Optimis Prospek Properti Makin Cerah di Bawah Kementerian PKP
Margin PATMI atau laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham hingga akhir September juga turun menjadi 18%, dari 20% sebelumnya.
Penurunan tersebut disebabkan oleh dua faktor utama, pertama biaya operasional yang tumbuh lebih cepat dari pada pendapatan alias meningkat 11% secara tahunan, terutama akibat kenaikan biaya penjualan.
"Meskipun hal ini dipengaruhi oleh perubahan dalam akuntansi komisi, kami mencatat bahwa lini lain seperti promosi & iklan tumbuh hingga pertengahan belasan," tulis JP Morgan dalam riset 1 November 2024.
Baca Juga: Prabowo Menebar Relaksasi, Emiten Properti Berseri
Faktor lainnya adalah peningkatan porsi kepentingan minoritas sebesar 9% sampai September 2024 dari laba bersih.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo juga melihat peluang pertumbuhan dari strategi peluncuran proyek-proyek di akhir tahun.
Pertumbuhan tersebut didukung dengan masih adanya insentif PPN-DTP, sehingga masih ada peluang untuk meningkatkan penjualannya.
"Prospeknya CTRA akan sesuai dengan target dari manajemen, terlebih adanya pemangkasan suku bunga akan menjadi daya tarik bagi sektor properti," kata Azis kepada Kontan.co.id, Selasa (12/11).
Baca Juga: Memiliki Landbank 4.000 Hektar, Ciputra Development (CTRA) Bakal Terus Tambah Lahan
Namun, Azis melihat tantangan yang dihadapi adalah perlambatan ekonomi yang mengurangi daya beli masyarakat dan menekan permintaan properti, alhasil bisa menghambat kinerja CTRA.
Phintraco Sekuritas meyakini kinerja CTRA masih akan tumbuh dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan sekitar 9% menjadi Rp 10,1 triliun, serta laba setelah pajak diproyeksi mencapai Rp 2,1 triliun.
Untuk sahamnya, Kiwoom Sekuritas mengatakan valuasinya masih menarik dan tergolong undervalued karena PE diperdagangkan di PE di 12x. Kiwoom Sekuritas merekomendasikan hold dengan target harga Rp 1.290 per saham.
Phintraco merekomendasikan saham CTRA buy dengan target harga Rp 1.570 per saham. Sementara JP Morgan memberikan rating overweight dengan target harga Rp 1.700 per saham.
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca BMKG Kalimantan Timur, IKN dan Wilayah Lain (13 dan 14 November 2024)
Menarik Dibaca: Begini Ide Dekorasi Ruang Tamu Persegi Panjang!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News