kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekomendasi Analis Terkait Saham Emiten Media SCMA dan MNCN


Senin, 19 September 2022 / 04:50 WIB
Rekomendasi Analis Terkait Saham Emiten Media SCMA dan MNCN
ILUSTRASI. Rekomendasi Analis Terkait Saham Emiten Media SCMA dan MNCN


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Farras juga memperkirakan jumlah pelanggan Vidio akan terus bertambah menjelang Piala Dunia 2022. Adapun Vidio sudah memiliki 3,5 juta pelanggan berbayar dan 60 juta Monthly Active User (MAU).

"Kami meyakini Vidio akan mencatatkan pertumbuhan signifikan tahun ini, salah satunya berkat Piala Dunia. Kami pikir angka (pengguna) ini akan terus bertambah, sekaligus mendongkrak pendapatan Vidio," jelas Farras.

Meski begitu, sebagian besar pendapatan SCMA masih berasal dari iklan TV yang cenderung melambat. Melihat prospek tersebut, dalam riset ini Farras menurunkan rekomendasi SCMA menjadi hold, dengan target harga di Rp 240.

Baca Juga: Prediksi Bill Gates soal Masa Depan Dunia Cukup Akurat, Penasaran?

Risikonya terletak pada pertumbuhan pelanggan Vidio yang di bawah ekspektasi, kemudian penurunan tajam dari sisi belanja iklan.

Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya dalam risetnya 13 September 2022, memperkirakan kinerja MNCN pada semester kedua akan lebih baik dibandingkan paruh pertama lalu.

 

Ada peluang, potensi iklan yang masuk selama gelaran Piala Dunia pada November - Desember nanti akan menyebar ke saluran TV lain selain SCMA sebagai penyiar resminya. Di sisi lain MNCN masih bisa bersandar dari beberapa program khusus.

Seperti Indonesian Idol, Masterchef, Indonesia's Got Talent, TikTok Award, hingga kembalinya Arya Saloka ke sinetron Ikatan Cinta. Program-program tersebut diharapkan bisa mempertahankan pangsa pemirsa MNCN di paruh kedua tahun ini.

Baca Juga: Metrodata (MTDL) Menargetkan Pertumbuhan 15% di Tahun 2022

Untuk MNCN, Christine mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga berada di Rp 1.350 yang didasarkan pada 7x 2022 P/E, menimbang kinerja yang apik dan penurunan utang berbunga.

Di sisi lain, dengan melemahnya harga komoditas terutama sawit (CPO), anggaran iklan perusahaan FMCG diperkirakan akan pulih perlahan. "Karena kenaikan harga komoditas, terutama CPO itu memberatkan FMCG. Tapi karena sudah mulai normalisasi harga, tahun depan diharapkan ada perbaikkan juga di belanja iklan," jelas Christine.

Raditya juga memberikan rekomendasi buy untuk SCMA dan MNCN. Dengan target harga masing-masing di Rp 320 dan Rp 1.175. Sedangkan target harga SCMA dari Jimmy berada di level Rp 270 dan target untuk MNCN di Rp 1.450.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×