kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Refinancing utang, gerak saham VIVA kurang menarik


Rabu, 18 Oktober 2017 / 22:47 WIB
Refinancing utang, gerak saham VIVA kurang menarik


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) mendaur ulang utang lama lewat refinancing. VIVA membayar utang lama dengan nilai US$ 230 juta tertanggal 1 November 2013 lalu.

VIVA menandatangani senior facility agreement dengan nilai US$ 173,60 juta. Fasilitas non tunai ini untuk pembiayaan kembali. VIVA pun mengamankan junior term loan facility US$ 78,37 juta, juga untuk refinancing. Jika ditotal, kedua fasilitas ini mencapai US$ 251,97 juta.

Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido melihat, mekanisme pembayaran utang dengan cara gali lobang tutup lobang ini merupakan langkah yang cukup cerdas dari manajemen. Namun, cara ini menurutnya kurang mumpuni untuk memberikan efek signifikan pada laporan keuangan perusahaan ke depan.

Kevin menilai, akan lebih baik jika pembayaran utang diambil dari arus kas, pendapatan, ataupun laba perusahaan. Adapun efisiensi yang didapat perusahaan dengan bunga yang lebih rendah dari fasilitas pendanaan baru, menurut Kevin tetap akan memberikan sentimen positif bagi VIVA.

Apalagi, VIVA berencana menggunakannya untuk pengembangan usaha. "Melihat laba, pertumbuhannya oke, ditambah ANTV yang fokus ke konten yang banyak disenangi, saya pikir arahnya cenderung baik," kata Kevin, Rabu (18/10).

Menilik industrinya pun, Kevin melihat prospek industri pertelevisian di sisa tahun ini maupun di tahun depan masih akan cerah. Biasanya, jelang akhir tahun kinerja stasiun TV masih berpotensi meningkat, mengingat banyaknya event yang diselenggarakan. Tahun depan pun masih ada piala dunia FIFA yang menanti untuk disiarkan.

Meski secara fundamental VIVA masih mentereng, Kevin belum melihat pergerakan yang menarik dari saham VIVA. "Saya belum lihat secara indikator volume pergerakannya volatile. Kadang sahamnya tak terlalu signifikan untuk diinvestasikan. Likuidasinya kurang," tutur Kevin.

Pada perdagangan Rabu (18/10), harga saham VIVA menguat 15,83% ke level Rp 278 per saham. VIVA memiliki price to earning ratio (PER) sebesar 10,69 kali dengan earning per share (EPS) Rp 26. Sementara itu, debt to equity (DER) VIVA tercatat sebesar 155,25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×