kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ramai-Ramai Emiten Memilih Pendanaan Lewat Obligasi


Senin, 22 Juli 2024 / 19:44 WIB
Ramai-Ramai Emiten Memilih Pendanaan Lewat Obligasi
ILUSTRASI. Penerbitan surat utang atau obligasi para emiten di tahun ini merekah.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang atau obligasi para emiten di tahun ini merekah. Ini ditengarai oleh ketatnya likuiditas perbankan dalam menyalurkan kredit akibat menumpuknya dana di instrumen moneter. 

Ini membuat membuat banyak emiten lebih memilih mencari pendanaan lewat penerbitan obligasi. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan penerbitan obligasi mencapai Rp 78,4 triliun per 19 Juli 2024. 

Terbaru, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge melalui anak usahanya, PT Integrasi Jaringan Ekosistem berhasil mengantongi Rp 600 miliar dari penerbitan Obligasi I Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE) Tahun 2024. 

Direktur Solusi Sinergi Digital Gilman P Nugraha menjelaskan ada beberapa keunggulan ketika menerbitkan surat utang. Salah satunya adalah sebagai sarana diversifikasi sumber pendanaan sehingga minim risiko. 

Baca Juga: Melemah di Awal Pekan, Simak Proyeksi Rupiah Untuk Selasa (23/7)

"Untuk menerbitkan obligasi harus dapat rating yang diakui secara nasional maupun global sehingga bagus untuk membangun reputasi dan berpotensi penerbitan global bonds," ucap dia kepada Kontan.co.id, Senin (22/7). 

Gilman bilang meskipun sekarang suku bunga sedang tinggi, tetapi bunga yang ditawarkan ke investor tetap. Secara cost of fund tidak berubah, berbeda dengan perbankan yang bisa naik turun. 

Contoh lainnya, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) alias Spindo menerbitkan Obligasi Terkait Keberlanjutan I Spindo Tahun 2024 (Sustainability-Linked Bond I Spindo) senilai Rp 1 triliun. 

Johanes W Edward, Sekretaris Perusahaan Steel Pipe Industry of Indonesia mengatakan ada beberapa pertimbangan Spindo lebih memilih obligasi ketimbang perbankan. 

Baca Juga: IHSG Bearish, Reksa Dana Pendapatan Tetap Pimpin Penguatan Sepekan Terakhir

Adapun pendanaan dari bank umumnya memiliki tenor satu tahun bersifat revolving sehingga tetap ada refinancing risk. Sedangkan pendanaan dari pasar modal memberikan opsi dengan tenor yang lebih panjang. 

"Dari sisi biaya, sudah diperhitungkan bahwa dengan seluruh biaya yang terkait masih menguntungkan. Menurut kami bunga di kisaran 7%–7.35% tidak tinggi," ucap Johanes. 

Direktur Infovesta Utama Edbert Suryajaya menilai penerbitan obligasi memiliki  keunggulan dari sisi beban bunga yang harus ditanggung bisa lebih kecil bila dibandingkan dengan kredit pada bank. 

Di sisi lain, lanjut Edbert, dengan outlook suku bunga diperkirakan akan turun, investor khususnya institusi tentu akan tertarik karena telah mengunci satu level bunga. 

Baca Juga: Prospek Masih Positif saat Pasar Modal Membaik

"Dalam kondisi sekarang yang tentunya diekspektasikan akan lebih baik daripada bunga yang ditawarkan ke depannya ketika suku bunga sudah bergerak turun," katanya. 

Namun Head of Fixed Income Research Sinarmas Sekuritas Aryo Perbongso memproyeksikan penerbitan obligasi korporasi di semester kedua ini akan ada perlambatan karena para emiten menunda rencana penerbitan. 

Menurutnya para emiten atau penerbit masih akan menunggu pemangkasan suku bunga oleh The Fed di paruh kedua tahun ini. Saat ini, para emiten juga sudah mulai beralih ke kredit perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×